Mengarahkan Anak Dalam Memilih Bidang Yang diminatinya Adalah Keharusan
Sunday, June 3, 2012
Sebagai orang tua memang kita menginginkan agar anak kita kelak bisa menjadi orang yang sukses dan berdaya guna. Hal ini tentu saja mendorong orang tua agar si anak berperilaku menurut kemauan mereka, termasuk dalam hal pekerjaan.
Penekanan sering terjadi dan nampaknya kita pun acap kali melihat sesuatu yang sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang ini. Banyak faktor yang mendorong perilaku orang tua dalam melakukan hal ini, diantaranya tak ingin melihat agar anaknya kelak bisa menjadi pegawai atau pekerja toko/pabrik dan lain sebagainya, dengan harapan agar masa depan mereka lebih baik dari si orang tua.
Namun dalam kenyataan di lapangan, sangat berbeda dan justru yang terjadi anak seolah menjadi robot bagi si orang tua. Di mana mereka para anak-anak ini harus belajar mati-matian untuk mengejar apa yang diimpikan/diharapkan ibu dan ayah, walau terkadang harus bertentangan dari minat si anak itu sendiri.
Anak adalah pribadi yang masih polos dan perlu arahan/bimbingan dari sang orang tua. Jangan kita memaksakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka, melainkan hanya memahami perilaku serta mengamati sesuatu yang mereka sukai.
Pendidikan di SMK Makin di Incar Lulusan SLTP/MTs
Seolah membaca minat dari siswa-siswi SLTP dan MTs zaman sekarang, pemerintah maupun swasta berlomba-lomba membangun sekolah berbasis kompetensi. Makin banyaknya angka pengangguran di bumi nusantara ini, kiat untuk menanamkan pemikiran bahwasanya mendirikan/menciptakan sebuah bidang usaha sendiri itu lebih baik daripada harus wira-wiri melamar pekerjaan.
Dengan semakin banyaknya persaingan di dunia usaha, serta dengan tekad menghasilkan lulusan sekolah yang memiliki keterampilan khusus, nantinya mereka diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran di masyarakat. Lulusan SMK ini dibekali dengan ilmu pengetahuan serta pemahaman praktek lapangan selama masih bersekolah.
Dalam pembelajarannya pun diterapkan berbagai metode, diantaranya sistem 60-40. Yakni yang saya maksud di sini adalah pendidikan praktek lebih banyak sekitar 60% dan sistem teori 40%.
Apalagi kini pertumbuhan teknologi semakin cepat dan dahsyat, sehingga sistem otak pun harus bisa diolah sedemikian rupa agar lebih menyesuaikan dengan keadaan zaman. Teknologi bisa sangat bermanfaat apabila bermakna dan dibutuhkan sesuai dengan tepat guna (sesuai kegunaan).
Minat Berwirausaha Semakin Meningkat
Kejenuhan dalam mencari lapangan kerja, membuat kita merasakan stress dan pusing. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan dan hanya sebatas shock normal. Alternatif lain dalam hal ini adalah mendirikan lapangan usaha sendiri berbasis ekonomi kemasyarakatan. Masyarakat khususnya adik-adik pelajar yang baru saja menamatkan pendidikan sekolahnya, ketika sudah lulus dia bisa melakukan sesuatu yang luar biasa karena saat bersekolah sudah mendapatkan bekal ilmu dari sang pembimbing/guru.
Beberapa contoh para siswa yang sudah berhasil dalam menerapkan ilmunya walau masih berstatus sebagai pelajar adalah SMK Warga Solo. Dalam keuletannya mereka bisa merakit sebuah mobil yang lebih mirip dengan Ford dengan rancangan dari berbagai sumber. Di luar sana pun masih banyak para pelajar SMK yang sudah membuktikan keuletannya dalam menerapkan ilmu berbasis kompetensi di sekolahnya. Harapan ke depan, banyak bermunculan wirausaha muda yang membantu pemerintah dalam mengatasi angka pengangguran.