Budaya Mbuyuti Masyarakat Jawa
Saturday, November 21, 2015
dahulu. Tradisi ini merupakan perwujudan dari lahirnya seorang anak di
mana dalam silsilah keluarga adalah keturunan ketiga setelah anak dan
cucu.
Mbuyuti dilakukan dengan memberikan pakaian, sarung, ikan gabus,
daging ayam dan lainnya kepada buyut si anak. Pemberian makanan dan
sandangan dilakukan usai pemberian nama bayi atau dalam istilah lain
Puputan.
Bagi masyarakat perkotaan memang tidak ada adat istiadat semacam ini,
karena kemajemukan latar belakang budaya menjadikan warga kota hilang
akan kebudayaan yang diembannya selama tinggal di perdesaan.
Budaya "Mbuyuti" yang dilakukan pihak mertua termasuk hal baru bagi
saya. Mengapa? Karena ini adalah kelahiran anak pertama bagi saya atas
lahirnya seorang anak laki-laki dan telah diberi nama "Sajidil Alfian
Rizqie Siraaj" pada malam kamis kemarin.
Bayi laki-laki yang lahir dengan bobot 4 kg ini adalah kebanggan saya
dan keluarga Sindanghaji. Bagi orang tua saya yang berada di
Sindanghaji, Sidaharja adalah cucu pertamanya Mama Warti dan Bapak
Marso.
Si buyut dari kakek nenek saya di Sindanghaji dengan nama "Sajidil
Alfian Rizqie Siraaj" memiliki makna "Anak yang taat kepada Allah dan
menjadi penerang bagi sesama, serta mendapatkan ribuan rizki atau
orang yang beruntung.
Semoga postingan saya kali ini tentang budaya "Mbuyuti" menambah
wawasan rekan blogger atau pembaca terhadap budaya dan adat istiadat
di Tanah Jawa.