Ini adalah kisahku selama mengikuti perjalanan blogger asean di Bali 16-17 November 2011. Sebuah agenda yang tidak dihadiri seluruh blogger nasional karena memang hanya para undangan saja yang berhak mengikuti acara tersebut. Tujuan diadakannya AseanBlogger tersebut adalah Deklarasi Pembentukan Komunitas Blogger ASEAN. Peristiwa yang #sesuatubanged mengingat acara tersebut dihadiri perwakilan komunitas baik lokal maupun negara-negara anggota ASEAN.
Sekitar tanggal 28 oktober ketika berbincang via twitter, saya terkejut karena ada informasi bahwa mendapat undangan untuk mengikuti acara AseanBlogger di Bali. Sepertinya memang lama saya tidak membuka email karena lebih banyak langsung masuk ke menu blogspot ketimbang buka yahoo.com. Cerita singkat mengenai perjalanan ke AseanBlogger dimulai ketika aku ditelpon oleh Bu @indahjuli untuk reservasi tiket pesawat, karena lokasi saya di jawa barat ujung timur yang berbatasan langsung dengan jawa tengah yakni kabupaten cilacap, maka saya dapat opsi apakah lewat Bandara Husein Sastra Negara atau Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan pertimbangan bahwa ini adalah pengalaman pertama memasuki bandara, maka saya memutuskan untuk melewati Bandara Soetta bersama sekitar 30 blogger dari berbagai kota di Jabar-Banten-DKI.
Seperti kebiasaan sebelumnya bahwa setiap pagi sebelum ke ladang atau ke tempat yang lainnya, saya berjualan sayur matang dengan berbagai menu seperti tempe goreng, oseng belut, oseng daun singkong, kulub daun singkong, dsb. Alhamdulillah pagi itu semua sayuran dan gorengan habis terjual dan aku pun langsung cabut pulang ke rumah untuk ke warnet cek email yang nyatanya belum ada informasi mengenai e-tiket. Dengan berfikir positif bahwa sepertinya belum dikirim kemudian saya pun beralih ke facebook, twitter dan ngeblog sebentar sembari komentar di blog kang didno. Berjalan-jalan di blog membuatku tak terasa sudah terlalu lama di depan layar komputer hingga akhirnya sekitar 3 jam saya berada di warnet. Mata pun lelah hingga sesekali berkedip, hemm tarik nafas sejenak dan aku pun langsung “let’s go” (ala Pak RT dalam AWAS ADA SULE).
Malam senin menjelang hari pemberangkatan saya menyibukkan diri dengan membaca beberapa agenda di Bali yang sepertinya sangat menarik sekali untuk disimak. Menelpon atau pun smsan dengan beberapa kawan blogger yang kenal semasa amprokan kemarin terus berlanjut. Saling bertukar informasi mengenai jadwal pesawat hingga jenis armada yang dipakai. Kang Didno yang merupakan salah satu blogger terkenal asal indramayu kecamatan gabuswetan pun menjadi salah satu sumber referensi saya selain Bu @Indahjuli. Esok hari ketika masih pagi saya membuat rencana untuk membuat KTP di Kantor Kecamatan. Namun rencana tersebut pun gagal karena harus masak legen untuk dijadikan gula merah. Sembari menunggu api dalam tungku, iseng saya buka facebook dan menemukan ada salah satu anggota rengrengan panitia yang akan check in di Bandara Soetta. Seperti apa informasi yang saya dapatkan? Menunjukkan KTP pada saat penukaran e-tiket.
Jam di dinding pun terus berdetak seiring detak jantungku ini, dan nampaknya sudah menunjukkan waktu pukul 16.00 WIB hingga aku langsung meluncur menuju ke warnet. Tanpa ada instruksi atau pun bertanya terhadap penjaga warnet, mataku langsung melirik ke sana kemari untuk mencari tempat yang kosong. Akhirnya kudapatkan dan email pun kubuka beberapa saat. Membuka yahoo dan email kubuka hingga kudapati surat elektronik datang dari mas Bahtiar dan Bu Indahjuli. Beberapa informasi dari mas bahtiar adalah :
Dear Misno,
Selamat yaa, e-tiket Jakarta - Bali PP telah sampai ditangan :)
Sebagai ketua panitia acara ini, kami ingin mengingatkan kembali dan
menambahkan beberapa pesan pada tiap-tiap perwakilan komunitas, agar
keseluruhan acara menjadi lebih bermakna dan berkesan sebagai
oleh-oleh untuk dibawa pulang pada komunitas masing-masing.
Pertama, jangan lupa e-tiketnya dijaga, bila perlu di-print untuk
ditunjukkan saat check in berangkat dan pulang di Bandara.
Kedua, jangan lupa bawa pakaian / baju batik, bawahan / celana non
jeans, dan sepatu. Untuk mengikuti acara Gala Dinner yang
diselenggarakan formal Kementrian Luar Negeri.
Ketiga, print name tag yang kami sertakan dalam email ini, untuk
ditunjukkan setiba di bandara
Keempat, tidak ada salahnya membawa makanan kering, cinderamata yang
mudah didapat dan murah khas dari komunitas / daerah masing-masing
peserta, untuk dihadiahkan pada peserta negara-negara Asean sebagai
media perkenalan dan kenang-kenangan.
Terakhir, print juga jadwal acara yang pernah dikirim Mbak Indah Juli,
agar tiap peserta dapat menyesuaikan dan mengikuti acara dengan tepat
dan efisien waktu.
Demikian info tambahan dari kami, semoga bermanfaat.
Sampai jumpa di BALI,
salam jabat erat,
@bahtiar
08132 8484 289
E-tiket sudah tercetak dan name tag ditangan, saya pamit menuju pulang ke rumah. Tanpa pikir panjang saya langsung mencari tas untuk menaruh pakaian dan peralatan lain untuk di bawa ke Bali. Disela kesibukan itu pun saya sempatkan sms mengenai souvenir yang akan dibawa sekaligus pakaiannya kepada kang didno. Jam 8 malam tepat saya menuju ke salah satu terminal pemberangkatan bus terdekat yakni di Banjarsari dan sampai di terminal kampung rambutan jam 3 selasa dini hari. Seolah masih bingung mau meluncur ke mana karena barang pertama di terminal ini, saya sibukkan untuk main sms dan facebookan terlebih dahulu sembari menyimak kendaraan yang lalu lalang. Sebuah angkot kijang berwarna merah muda dengan nomor trayek 09 tujuan depok menarik perhatian saya. Mau tahu apa yang saya pikirkan? Bahwasanya hendak ingin mampir ke tempat @sukanitha untuk tengok halaman rumahnya karena beberapa waktu silam pernah janji bawakan bibit pohon klengkeng jenis rasa durian sebagai ajakan cinta lingkungan. Berhubung informasi yang saya dapatkan mengenai tempat dia tinggal, saya pun urungkan niat tersebut dan lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan ke Bandara. Ditengah suasana kebimbangan tujuan tersebut, saya memutuskan untuk mampir barang sejenak ke KebonNanas Cikokol Tangerang tempat kakek. Di tempat beliau saya langsung mandi dan sarapan pagi, baru setelah itu menuju tempat dia kerja yakni percetakan spanduk yang berukuran sekitar 4x6m. Alhamdulillah ada pelanggan yang pernah ke Bandara Soetta menggunakan mobil pribadi atau motor, hingga akhirnya saya pun mendapatkan informasi untuk menuju Bandara.
Detak jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 wib dan langsung menuju Bandara dengan sebelumnya melewati beberapa rute dan angkot. Pertama saya di antar menuju ke Portal menggunakan sepeda motor, sesampainya di sana menaiki angkot jurusan cikokol-dadap dan turun di salah satu pertigaan menuju Bandara. Dari lokasi tersebut saya langsung menaiki kendaraan jenis daihatsu menuju terminal 1 Bandara Soetta. Alhamdulillah sesampainya di sana beberapa rekan yang ketemu di AmprokanBlogger menyambut dengan senyum renyah, mereka adalah Didno76, Mang Jazi, Rosidnet, Jay Boana. Didno76 berasal dari Indramayu sementara ketiga blogger yang lainnya berasal dari Tangerang.
Tanpa pikir panjang kami langsung bergegas untuk check-in setelah melalui pemeriksaan metal detektor. Sesampainya di dalam kami masih dikejutkan dengan angka “Patang Puluh Ewu”. Kenapa? Karena kami pikir tiket pesawat sudah termasuk biaya pelayanan atau boarding. Maaf kiranya ada pandangan yang masih keliru karena memang masih awam seputar kegiatan di Bandara, hehehe. Dengan nada bingung salah satu blogger akhirnya menelpon panitia dan menanyakan biaya Rp 40.000 apakah sudah termasuk reservasi etiket atau kagak. Namun masih ada yang bingung lagi yakni apakah biaya tersebut akan diganti atau tidak, akhirnya satu persatu blogger mengeluarkan kocek sebesar itu. Lanjut meluncur ke atas pintu gerbang 6 dan langsung lesehan di dekat pintu G-6 tersebut.
Bosan memang kalau blogger tidak membuka laptop untuk berposting ria ketika waktu luang. Asyiknya ngobrol mengenai berbagai hal khususnya tentang facebook yang banyak spam, blogger asal bekasi pun datang merapat @yulefdian. Sebuah acara tak lengkap rasanya tanpa souvenir atau kenangan, dan tanpa pikir panjang mas @yulefdian pun langsung membagikan stiker @aseanblogger #ABCBali. Eh eh eh,,,, lama-lama perut kita jadi laper nich, waduh ternyata ada makanan model baru nich yakni tike yang dibawa oleh Kangdidno. Selang beberapa lama pun datang seorang blogger dari Bogor bernama chandra dengan senyum ramahnya langsung menyalami kami. Berbekal informasi dari panitia bahwasanya peserta harus membawa souvenir dari daerah masing-masing, chandra pun mengeluarkan makanan pedas khas bogor yang bermerk Maicih. Baru beberapa kunyah saja makanan tersebut sudah membuat kami kepedasan, ini memang makanan baru bagi kami dan sangat bersyukur bisa mengenal makanan ringan tradisionil yang dikemas secara modern melalui para blogger. Hidup Blogger!!! Waktu terus berjalan dan akhirnya sekitar 30 blogger yang menggunakan armada sriwijaya air dengan jadual penerbangan 14.05 sudah hadir dan langsung meluncur naik pesawat ke Denpasar. Kisah ini pun akan berlanjut di Bandara Ngurah Rai Bali,,,, Bersambung.