Kisah Gunung Slamet dan Werkudara
Saturday, April 27, 2013
Tingginya aktivitas vulkanik di gunung slamet ternyata sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk di sekitar kaki gunung tersebut. Tekanan uap dari magma yang ada di dalam kawah gunung tersebut menekan kuat hingga ke pucuk gunung, dengan celah yang sempit di atasnya maka bisa berakibat meletusnya gunung dalam waktu singkat.
Ketinggian gunung slamet yang melebihi batas ambang atau bisa juga dikatakan tak sesuai dengan volumenya. Karena ketinggiannya itu yang hampir mencapai pucuk langit dengan berbentuk kerucut, dengan inisiatifnya Werkudoro mencuil pucuk gunung Slamet dengan kukunya. Pertimbangan adalah karena gunung Slamet tersebut memiliki magma aktif yang bisa meledak sewaktu-waktu, ditambah lagi dengan celah yang sempit serta pucuk gunung yang sangat tinggi dikhawatirkan letusan abu vulkanik, magma serta batuan magma bisa terbang melayang se pulau jawa.
Oleh sebab itu kini kita bisa lihat bahwa pucuk gunung Slamet ini tidak berbentuk kerucut melainkan agak lebar di atasnya. Mengenai pucuk gunung Slamet yang dicuil oleh Werkudoro tersebut terlempar ke daerah sekitarnya yakni Kabupaten Purbalingga.
Setelah dipindahkan pucuk gunung Slamet tersebut oleh Werkudara, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong memindahkan bebatuan dari cuilan pucuk Gunung Slamet yang bertebaran di jalanan dan dipindahkan ke pinggiran pucuk gunung Slamet yang dibuang tadi.
Kini cuilan dari pucuk gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Purbalingga bernama Gunung Bathok. Bathok merupakan tempurung kelapa, dan gunung tersebut menyerupai setengah tempurung kelapa hingga dinamai dengan Gunung Bathok.
Ketinggian gunung slamet yang melebihi batas ambang atau bisa juga dikatakan tak sesuai dengan volumenya. Karena ketinggiannya itu yang hampir mencapai pucuk langit dengan berbentuk kerucut, dengan inisiatifnya Werkudoro mencuil pucuk gunung Slamet dengan kukunya. Pertimbangan adalah karena gunung Slamet tersebut memiliki magma aktif yang bisa meledak sewaktu-waktu, ditambah lagi dengan celah yang sempit serta pucuk gunung yang sangat tinggi dikhawatirkan letusan abu vulkanik, magma serta batuan magma bisa terbang melayang se pulau jawa.
Oleh sebab itu kini kita bisa lihat bahwa pucuk gunung Slamet ini tidak berbentuk kerucut melainkan agak lebar di atasnya. Mengenai pucuk gunung Slamet yang dicuil oleh Werkudoro tersebut terlempar ke daerah sekitarnya yakni Kabupaten Purbalingga.
Setelah dipindahkan pucuk gunung Slamet tersebut oleh Werkudara, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong memindahkan bebatuan dari cuilan pucuk Gunung Slamet yang bertebaran di jalanan dan dipindahkan ke pinggiran pucuk gunung Slamet yang dibuang tadi.
Kini cuilan dari pucuk gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Purbalingga bernama Gunung Bathok. Bathok merupakan tempurung kelapa, dan gunung tersebut menyerupai setengah tempurung kelapa hingga dinamai dengan Gunung Bathok.
Saya selalu menyukai cerita rakyat, asik, salam dari Jember bang
ReplyDeleteCerita rakyat memang menyenangkan dan menambah catatan pengetahuan
DeleteOke salam kenal juga kang, matursuwun berkenan singgah di lapak saya... :-). cerita rakyat selain menghibur juga sarat makna...
ReplyDeleteBaru tahu kalau puncak gumung slamet dicuil sama werkudara. sakti mandraguna ya Werkudara itu..Salam kenal bang Misno
ReplyDeleteSalam kenal juga mba Ety, semoga menyegarkan cerita rakyatnya.
Deletesampai juga nih ditempat mas misno.
ReplyDeleteoya crita rakyat ni menyegarkan hhehe, sya jga baru tahu kisah pencuilan ini.
padahal dah beberapa kali sempet ndaki ini gunung.n
btw nih web kliatan kinclong yaks.
Terima kasih sudah mampir ke sini kang, semoga betah atas kunjungannya. hehehe
DeleteSepertinya saya pernah mendengar cerita itu dari kakek dan sesepuh didaerah saya, nice gan
ReplyDeletePasti macam dejavu ya dengan cerita-cerita rakyat. :)
Delete