Kesejahteraan Petani Masih Terancam
Tuesday, September 17, 2013
Swasembada pangan yang digembar-gemborkan pemerintah sampai sejauh ini masih isapan jempol. Pasalnya masih banyak petani di berbagai daerah yang keadaannya memprihatinkan, hal tersebut dinilai dari segi kebutuhan pengelolaan pertanian mulai dari pupuk yang mahal, kualitas padi yang tidak menentu ditambah lagi dengan harga jual yang menurun.
"Piye Le Kabare, Tesih Penak Jamanku Tho?" adalah sebuah curhatan masyarakat melalui sebuah stiker bergambarkan alm. Presiden Soeharto. Secara tidak langsung stiker tersebut merupakan sebuah curhatan masyarakat kepada pemerintah kita. Betapa rakyat Indonesia mendambakan kemakmuran dan kesejahteraan, karena pada jaman Soeharto berbagai pekerjaan tersedia dimana-mana.
Pedagang dan pengusaha dapat dengan mudah melakukan aktivitasnya. Sementara para pencari kerja juga bisa mendapatkan pekerjaan yang tentu saja lebih mudah dibandingkan sekarang. Tentu ini juga dapat dirasakan oleh petani masa itu, dimana kebutuhan pupuk, bibit padi dan lain sebagainya diatur oleh pemerintah. Sedangkan sekarang kondisi berbeda sangat jauh, pemerintah melalui kementrian pertanian gembar-gembor swasembada pangan tapi dalam kenyataan lapangan, kita impor beribu-ribu ton baik kedelai hingga beras.
Ancaman yang dihadapi petani sekarang selain menyempitnya lahan pertanian, juga faktor cuaca dan kondisi tanah yang kesuburannya sudah tidak alami lagi. Penyebab menurunnya tingkat kesuburan tanah yakni penggunaan pupuk kimia seperti urea dan NPK selama kurun waktu yang cukup lama. Tentu harus berani mengubah pola tanam agar bisa kembali ke alam, artinya walaupun menggunakan pupuk urea itu harus diminimalisir penggunaannya.
Oleh karena itu, menanggapi berbagai permasalahan yang komplek terkait dengan kesejahteraan petani, nampaknya inovasi dari petani sendiri yang tentu harus didukung tenaga pertanian berpendidikan, perlu dimulai dari sekarang. Memang kita sudah bisa melihat beberapa contoh keberhasilan kerjasama antara penyuluh pertanian dengan petani yang telah menghasilkan kebutuhan pokok dengan cara kembali ke alam alias memakai pupuk organik. Semoga dengan tindakan nyata untuk mendukung kesejahteraan petani bisa berjalan baik dan nyata.
Ancaman yang dihadapi petani sekarang selain menyempitnya lahan pertanian, juga faktor cuaca dan kondisi tanah yang kesuburannya sudah tidak alami lagi. Penyebab menurunnya tingkat kesuburan tanah yakni penggunaan pupuk kimia seperti urea dan NPK selama kurun waktu yang cukup lama. Tentu harus berani mengubah pola tanam agar bisa kembali ke alam, artinya walaupun menggunakan pupuk urea itu harus diminimalisir penggunaannya.
Oleh karena itu, menanggapi berbagai permasalahan yang komplek terkait dengan kesejahteraan petani, nampaknya inovasi dari petani sendiri yang tentu harus didukung tenaga pertanian berpendidikan, perlu dimulai dari sekarang. Memang kita sudah bisa melihat beberapa contoh keberhasilan kerjasama antara penyuluh pertanian dengan petani yang telah menghasilkan kebutuhan pokok dengan cara kembali ke alam alias memakai pupuk organik. Semoga dengan tindakan nyata untuk mendukung kesejahteraan petani bisa berjalan baik dan nyata.
masukan kode disini