Cukupkah Tenaga Kesehatan Berpendidikan Diploma?
Sunday, September 6, 2015
Menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farid Moeloek yang menilai bahwa Politeknik Kesehatan Tanjung Karang tidak perlu menambah program pendidikan strata satu (S1), menurut saya itu kurang bijaksana karena yang namanya pendidikan atau menuntut ilmu tidak ada batasannya.
Akan tetapi apabila hal tersebut dilakukan yakni menghilangkan program Sarjana, tentu harus didukung dengan pendidikan mental yang kuat agar mahasiswa/mahasiswi tenaga kesehatan dapat memiliki attitude (sikap) yang baik, tekun, ulet serta ikhlas melayani masyarakat. Namun bagaimanapun pendidikan perlu didukung semaksimal mungkin hingga S3 seperti impian rekan saya Novi dalam status akun facebooknya.
Menurut menantu pejuang kesehatan Lampung Abdoel Moloek ini, poltekkes dibentuk untuk mencetak tenaga profesional (vokasi) dan bukan tenaga administratif seperti kebanyakan sarjana pada umumnya.
"Jelas tidak perlu ada S-1. Karena program D3 dan D4 di sini setara dengan S-1. Yang dibutuhkan dari poltekkes ini kan tenaga terampil dalam melakukan semua kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, bukan administratif," ucap Nila ketika mengunjungi Poltekkes Tanjungkarang, Jumat (4/9).
"Jika saja program sarjana dibuka, dikhawatirkan banyak lulusan tenaga kesehatan yang menjadi tenaga administratif ketimbang tenaga kesehatan profesional (pelayanan medis)," tambahnya.
"Saya berharap hal ini dapat dipahami oleh semua pihak, termasuk civitas akademika poltekkes dan tenaga kesehatan di semua perguruan tinggi kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan di Lampung dapat terus meningkat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Baca juga:
Kerenggangan Jembatan Ciseel Sudah Mengkhawatirkan
Memanfaatkan Urine Manusia Untuk Pupuk Cair Organik
Teknik Pembuatan Wajan Bolic Untuk Penguatan Sinyal Modem/Wifi