Bangunan tua yang berdiri kokoh di sudut kota Banjar, dimanfaatkan oleh para anak jalanan untuk berteduh laksana rumah tinggal bagi mereka. Kondisi perekonomian yang serba pas-pasan memaksa mereka menerima keadaan tersebut dengan terus berdoa disepanjang perjalanan hidup. Musim kemarau panjang malam itu membuat cuaca di setiap ruangan menjadi tidak menentu antara panas dan dingin yang membuat badan terasa menggigil. Bagi mereka ini sudah hal biasa, seolah kebal dan bersahabat dengan cuaca ekstrim sekalipun.
Musibah memang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Hal itu pula yang mereka alami disaat sedang melawan dinginnya malam, tiba-tiba api yang bersumber dari lingkaran obat nyamuk merambat ke tumpukan rongsok plastik, botol mineral dan besi tua yang mereka kumpulkan semenjak pagi hingga sore. Obat nyamuk yang terletak di samping kanan anak jalanan tersebut, tersampar kaki sejauh 1 meter hingga mengenai rongsok tadi lantaran dirinya mengigau.
Perlahan namun pasti bara api obat nyamuk membakar rongsok dan mengakibatkan kebakaran besar. Dalam tidurnya yang pulas, si anak jalanan bermimpi melihat api unggun yang semakin lama semakin membesar hingga terus mendekatinya. Anak jalanan yang bernama Parjono tersebut, merasa kepanasan hingga tersandung batu.
Seorang polisi yang tiba-tiba melintas di depan bangunan tua tersebut, mendadak berhenti lantaran melihat kobaran api. Paham dengan bangunan mirip gudang yang biasa dihuni Parjono, pak polisi langsung menuju TKP guna mencari si Parjono. Sembari mengamati ke berbagai sudut, pak polisi mendapati Parjono sedang tertidur pulas dengan hanya mengenakan celana panjang compang-camping.
Pak Polisi yang diketahui memiliki nama Bripka Anton, bergegas membangunkan si Parjono untuk segera keluar dari gedung yang terbakar. Mimpi Parjono ketika tersandung batu saat dikejar api unggun, rupanya itu sebuah isyarat bahwa dirinya sedang dibangunkan Bripka Anton. Beruntung Parjono tidak mengalami luka sedikitpun, tetapi seluruh harta bendanya yakni rongsok hasil jerih payahnya ludes terbakar.
Kebakaran itu selain membakar bangunan tua yang dihuni Parjono, juga merembet ke rumah penduduk beserta warung yang letaknya saling berdekatan. Tindakan Bripka Anton dalam menyelamatkan Parjono ternyata telah memancing perhatian warga untuk mendekati lokasi kebakaran. Beliau pun langsung menelepon Damkar untuk mengirimkan beberapa unit kendaraan untuk memadamkan kebakaran yang letaknya juga tidak jauh dari trafo listrik.
Kesigapan Bripka Anton dalam mengambil tindakan rupanya memang tidak diragukan lagi. Beliau juga langsung telpon PLN untuk memutuskan aliran listrik dan juga PMI guna mensiagakan ambulan sebagai tindakan preventif apabila terdapat korban luka atau jiwa.
Angin malam yang berhembus kencang di saat kemarau, membuat si jago merah menari ke tiap arah. Gesitnya tarian jago merah sudah membakar rumah kayu di samping gedung tua tersebut. Kerumunan warga pun semakin membanjiri lokasi kebakaran, baik yang ingin membantu atau menonton.
Namun beruntung lokasi kebakaran yang dekat jalan raya memudahkan akses Damkar guna melakukan tugasnya. Kibasan angin rupanya menerbangkan arang panas ke salah seorang warga yang berdesakan ingin menonton kebakaran. Dirinya langsung mendekati ambulan PMI untuk meminta pertolongan.
Kebakaran pun dapat dipadamkan selama kurun waktu 2,5 jam dan menyisakan tembok tua beserta arang panas yang mengeluarkan asap akibat semburan air. Parjono yang shock berat kini masih bersedih sambil didampingi relawan PMI untuk mendapatkan dukungan psikologi.
Anda membutuhkan pengobatan untuk HIV/AIDS atau penyakit berat lainnya seperti jantung, ginjal, liver dan kencing batu. Kami menyediakan Propolis dan Biyang untuk upaya anda mencari kesembuhan. 7 Paket masing-masing berisi 7 botol. Harga total Rp 3.900.000,- plus ongkos kirim. Pemesanan kontak 085871265667 atau via twitter http://www.twitter.com/bangmisno