Musim kemarau dimanfaatkan sebagian besar petani Indonesia, beberapa diantaranya yang paling dominan ialah tembakau, garam dan tentu saja bata merah. Beberapa komoditas tersebut diproduksi ketika musim kemarau lantaran membutuhkan suhu yang tinggi untuk proses penjemuran terkecuali tembakau. Tanaman bahan baku rokok ini membutuhkan lahan kering atau sedikit kelembaban agar tidak mudah layu.
Namun, batu bata merah yang diolah sebagian besar petani Indonesia sangat membutuhkan panas tinggi agar batu bata mentah hasil adukan menjadi cepat kering. Durasi penjemurannya pun bisa dibilang cukup lama yakni sekitar 11 hari tergantung terik panasnya mentari. Kalau stok batu bata menntah yang kering sudah banyak, maka tinggal dilakukan pembakaran selama sehari semalam dan harganya pun kini sudah mencapai Rp 650 per pcs nya.
Sebagian petani masih melakukan pengolahan atau pengadukan tanah dengan menggunakan cangkul alias manual. Berbeda dengan Ki Mijan asal Sindanghaji Grumbul Lapang Kedung Ireng Desa Sidaharja, beliau melakukan olahan tanah mentah sebelum dicetak memakai mesin rakitan. Mesin tersebut sengaja didesain untuk mempermudah pekerjaan dalam mengaduk tanah agar lebih cepat kental.
Mesin Pengaduk Batu Bata |
Pengadukan Tanah Secara Manual |
Mencetak Tanah Olahan di dalam Tatakan Kayu |
Batu Bata Merah Mentah dan Matang |
Bata Mentah yang baru dicetak |
Pengrajin batu bata merah yang letak rumahnya di sebelah selatan Lapang Kedung Ireng #Sindanghaji tersebut, berharap semoga pemerintah dapat memberikan bantuan peralatan mesin pengolah bata merah sesuai standar pabrik. Menurutnya mesin pabrikan dapat mengolah tanah dengan mencetak langsung batu bata mentah sesuai ukuran yang dibutuhkan.
Kerenggangan Jembatan Ciseel Sudah Mengkhawatirkan
Memanfaatkan Urine Manusia Untuk Pupuk Cair Organik
Teknik Pembuatan Wajan Bolic Untuk Penguatan Sinyal Modem/Wifi