-->

ads

Showing posts with label RedCross. Show all posts
Showing posts with label RedCross. Show all posts
Ini hanya sekedar cerita masa lalu, saat saya bersama banyak kawan relawan dari Malang, Klaten, Banjarnegara, Kebumen dan Bantul DIY. Mereka melakukan banyak hal terkait penanganan pasca gempa tersebut. Saat itu banyak sekali rumah yang hancur dan tidak bisa dihuni. Akibatnya warga yang menjadi korban gempa bumi yang berlokasi di selatan pantai Bantul tersebut, harus tinggal sementara di bawah naungan tenda lantaran trauma apabila masuk ke dalam rumah.

Cerita yang penuh inspirasi tersebut, maaf maksudnya bernostalgia menceritakan pengalaman terdahulu pasca gempa. Kami para relawan yang didanai oleh pihak donatur dengan disupport oleh PMI-IFRC selaku pemilik program.

Kami memiliki fokus pada pembangunan hunian sementara bagi korban gempa di Jateng - DIY tersebut, sebelum musim hujan tiba. Jadi korban gempa yang hancur rumahnya atau rusak berat, bisa tinggal di hunian sementara yang dibangun oleh relawan Early Recovery.

Pak Bill Marsden selaku delegasi IFRC dan penanggung jawab program tersebut, memberikan arahan terkait apa yang harus kami lakukan di lapangan. Banyak pengalaman yang kami dapatkan selama mengikuti pelatihan hingga terjun ke lapangan. Saya menikmati selama tinggal di Jogja dengan penuh kehangatan dari warganya.

Fokus selain mempercepat proses pembangunan hunian sementara atau Temporary Shelter yakni memberikan hunian kepada masyarakat rentan. Dalam hal ini mereka yang memiliki balita dan lansia. Secepatnya mereka harus mendapatkan shelter tersebut sebelum musim hujan tiba.


PMI Satu-satunya organisasi kemanusiaan yang diakui pemerintah.


July 23, 2013
Banyak orang yang mengira bahwa ilmu pertolongan pertama hanya ditujukan untuk kejadian kecelakaan. Itu sebabnya PMI (Palang Merah Indonesia) Indonesian Red Cross mengubah istilah PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) atau P3K menjadi Pertolongan Pertama (PP) First Aid.

Pengubahan istilah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada relawan PMI khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pertolongan Pertama ini menjadi cakupan yang sangat luas, artinya segala kejadian yang bukan kecelakaan lalu lintas bisa dicegah tingkat keparahannya dengan tindakan pertolongan pertama.

Kejadian kecil yang sering kita temui di kampung tempat kita tinggal misalkan, terjadinya luka sayat akibat terkena pisau maupun silet. Melalui pembekalan ilmu pertolongan pertama yang diajarkan PMI, mereka bisa melakukan tindakan tersebut dengan cepat dan tepat. Bila memang skala lukanya kecil cukup penanganan sendiri tanpa harus ke dokter atau pun rumah sakit.

Pengetahuan pertolongan pertama ini sesuai tujuannya yaitu mencegah terjadinya kejadian yang lebih parah sebelum dilakukan rujukan ke rumah sakit atau puskesmas. Masyarakat yang terlatih dengan ilmu pertolongan pertama, sanggup menghadapi kejadian darurat termasuk bencana kapan pun di manapun.


Ayo donorkan darahmu di PMI terdekat, setetes darah anda menolong jiwa orang lain.


July 22, 2013
Bulan Ramadhan tak terasa hampir pertengahan, artinya selama 15 hari kita telah melaksanakan ibadah puasa. Walau pun demikian tentunya kita nggak tahu sejauh apa dan sebanyak apa ibadah kita lakukan. Nah sekarang saya ingin mengajak anda untuk ibadah, bukan dalam bentuk shalat maupun puasa tapi bentuk lain yakni mendonorkan darahnya.
Saudara Benny ayahnya yang sedang dalam perawatan di ICU Tlogorejo Semarang, saat ini dalam kondisi darurat yakni membutuhkan darah Trombosit Golongan A. Siapapun anda yang berdekatan dengan lokasi tersebut dan ingin berbagi untuk mendapatkan pahala berkah Ramadhan, silahkan langsung saja datang dan kontak saudara Benny 024-70077377.
Darah yang anda salurkan sangat membantu saudara kita. Kini saatnya kita berharap berkah Ramadhan dengan mendonorkan darah kita. Semoga pahala berlipat membawa kelimpahan rejeki dan pahala bagi anda yang mendonorkan darahnya.
Informasi ini saya share dari status facebook mas Hafil Dayak saudara dari PMI Banjarmasin.
Barusan dpt BBM dri temen MBC : ,apakah ada yg golongan darahnya A krn Papa saya membutuhkan donor darah ,saat ini ada di ICU tlogorejo, kalo yg bersedia berdonor dan berdomisili di Semarang , bs hub :
Yani - 0818458481
Dupo - 081325677774
Jiulim - 02470464484
Benny - 02470077377

Nb: dikhususkan pria (trombosit)

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan tx

Sdr Benny adalah teman dari saya, ariawan ong - istana wedang. Jadi berita ini adalah benar, mohon dibantu dengan langsung menghubungi sdr Benny di nomor telpon diatas. Terima kasih.
July 22, 2013
Relawan PMI Bantul evakuasi korban tertabrak kereta api

Warga Ngestiharjo, Kasihan Bantul, dikejutkan dengan temuan sosok mayat tak beridentitas yang terurai sepanjang 1 km. Tubuh korban tersebut terurai dengan kondisi mengenaskan, bagian tengkorak terpecah belah di Sumberan. Sementara potongan kaki beserta tulang belulang, rangka serta organ dalam lainnya berada di dekat pos palang pintu Soragan.

Korban ditemukan oleh warga Soragan Senin (15/7), sekitar pukul 6.30 WIB. Mereka langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian terdekat. Relawan PMI Bantul yang sedang bersiaga di Markas, langsung meluncur ke TKP usai mendapat informasi dari Polsek Kasihan, Bantul.

Dalam evakuasi yang dilakukan relawan PMI Bantul yakni Chamid (Driver), Diska, Winarni, Bagus dan Bangmisno yang dibantu pihak kepolisian, PMI Kota Yogyakarta, PMI Sleman dan warga setempat, mereka menemukan benda milik korban berupa dompet berisi uang tanpa identitas, serpihan pakaian korban dan sepatu berwarna biru bebek.

Berdasarkan ciri-ciri dari temuan benda milik korban dan potongan kaki serta serpihan tengkorak, korban diduga berusia 40 tahunan. Sebelumnya memang terlihat seorang warga paruh baya mondar-mandir di sekitar TKP. Korban yang terlihat sehari sebelumnya mondar-mandir, diduga mengalami rasa linglung..

Kejadian ini diduga terjadi pukul 4 WIB saat warga sedang mempersiapkan diri ke mushola untuk melaksanakan shalat subuh. Karena sekitar waktu subuh tersebut, terdapat kereta api yang meluncur dari arah barat ke timur.

Kereta api yang menabrak korban sempat berhenti kurang lebih 1 km dari titik temuan serpihan tengkorak. Sempat terlihat oleh warga bahwa kereta api berhenti sementara, ternyata untuk menurunkan bagian tubuh korban yang tersangkut lokomotif.

Setelah semua organ tubuh korban terkumpul, relawan PMI Bantul langsung mengevakuasinya ke RS dr. Sardjito. Perkembangan informasi dari masyarakat, korban ternyata bertempat tinggal sekitar 2 km dari lokasi kejadian. Yakni sebelah utara stasiun Rewulu.


Sedia Blangkon, Keris dan Lampion. Hubungi 085871265667



July 15, 2013
Potongan tubuh korban tertabrak kereta api

Relawan PMI Bantul dibantu warga sekitar TKP sisir serpihan jenazah

Penyisiran serpihan tubuh korban hingga 1km

Winarni KSR PMI Bantul evakuasi serpihan daging beserta topi milik korban

Serpihan tulang dan daging korban yang tertabrak kereta api



masukan kode disini



July 14, 2013
Hampir dua minggu sejak acara temu karya di Selorejo 23-30 Juni di Malang bulan lalu, saya masih mendamparkan diri di Markas PMI Kabupaten Bantul. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan selama di sini, kegiatan yang full dengan sistem piket para relawannya.

Dalam sehari mereka membagi tugas piket menjadi 3 shift, pagi siang dan malam dengan rata-rata 8 jam tiap piketnya. Relawan PMI Bantul ini selalu siaga dalam berbagai kejadian, dan paling sering dialami adalah Lakalantas.

Penyebab utama dari seringnya kecelakaan lalu lintas adalah menjamurnya jumlah kendaraan di Kabupaten Bantul. Maraknya jumlah kendaraan ini terjadi semenjak tragedi gempa bumi yang terjadi 2006 silam. Kendaraan roda dua tersebut mendominasi dan hampir 70 persen dari keseluruhan kendaraan yang lalu lalang di Kabupaten Bantul.
 
Selain itu, relawan PMI Bantul juga selalu siaga dalam berbagai kejadian kebakaran, korban tenggelam dan tindakan kemanusiaan lainnya. Pembinaan generasi muda pun melalui pendidikan PMR selalu giat dilaksanakan, tepatnya dua minggu yang lalu PMR melalui Forpis PMR Kabupaten Bantul melaksanakan Latgab


Sedia Blangkon, Lampion dan Keris. Hubungi 085871265667


July 14, 2013
Gempa Aceh yang terjadi Selasa (2/7), mengundang empati di hati relawan. Mereka berbondong berangkat ke Aceh dengan dana pribadi maupun lewat perusahaan tempat bekerja. Selain sumbangsih tenaga, mereka juga membawa perlengkapan kebutuhan konsumsi bagi pengungsi. Makanan cepat saji berupa mie instant menumpuk di berbagai tempat.

Perusahaan yang memberangkatkan relawannya melalui team yang disebut CSR, bertugas menganalisa kebutuhan pengungsi dan kondisi di lokasi Bencana. Mereka juga membantu dalam proses evakuasi bencana.

Empati yang ditujukan oleh para relawan ini bervariasi bentuknya. Namun ada kebutuhan lain yang tidak dipikirkan oleh donator. Mereka menilai bahwa bantuan untuk korban #GempaAceh cukup dengan makanan, selimut, pakaian dan tenda. Padahal ada kebutuhan berupa perlengkapan shalat untuk warga Aceh yang dibutuhkan saat memasuki bulan Ramadhan.

Relawan PMI Kabupaten Bantul yang dikoordinir oleh mas Seto Handoko, telah melaporkan kepada Bupati Bantul terkait program ini. Dalam Pertemuan terbuka di Rumah Dinas Bupati Bantul, beliau menyetujui rencana ini. “Saya harapkan niat baik ini berjalan lancar, mengenai data penyumbang agar selalu melapor kepada saya untuk diketahui”, kata Bupati Bantul.

Relawan PMI yang hadir dalam pertemuan tersebut merumuskan bahwa kegiatan ini perlu dibentuk team dan petugas piket agar bisa menampung warga yang ingin berbagi. Relawan PMI berjaga dengan system shift yakni pagi dan siang.

Data sumbangan yang masuk melalui team Relawan PMI Bantul, akan dilaporkan secara bertahap ke Bupat Bantul. Mengenai jumlah barang yang ditargetkan 200 paket, apabila antusiasme warga Bantul meningkat diprediksi barang akan bertambah. Semoga sumbangsih kita bisa bermanfaat bagi saudara kita di Aceh, agar tenang dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.
July 09, 2013


Melihat dari sudut pandang seorang kawan akan makna relawan bahwa menjadi relawan itu tidak bisa kerja dan kuliah, maka saya putuskan untuk berbagi postingan ini guna mereka pahami. Entah dari sudut pandang mana bahwa relawan itu tidak bisa bekerja ataupun kuliah, tentu ini hal yang keliru dan perlu dijelaskan kepada mereka yang belum memahami tentang konsep relawan itu sendiri.

Relawan yang berasal dari kata "Rela" dan "wan" yang menunjukkan person, maka relawan bermakna dasar seseorang yang dengan rela tanpa paksaan dari pihak manapun atas dasar nuraninya untuk meluangkan waktu, tenaga dan sumbangsih pikirannya guna tugas-tugas kemanusiaan.

Sedangkan makna relawan PMI sendiri seperti yang dijabarkan oleh mas Tri Sugiarto adalah "Ok..anggap ini diskusi aja...menurut aku, yg mendasar kita hrs tahu arti kata relawan dulu stelah itu kita kaitkan dgn kata suka.,jd kalimat suka relawan brarti kumpulan dari relawan2 yg melakukan kegiatan kerelawanan dan dlm tkait kata relawan PMI brarti personal/individu yg dgn sadar tanpa paksaan masuk dlm PMI utk mluangkan waktu,pikiran,tenaga dan matrial mengikuti dan menjalankan proker PMI dgn ikatan waktu yg dtentukan maupun tdk..."
 
Lain lagi dengan mas Seto Handoko yang menjabarkan relawan demikian "relawan adalah mereka yang meng-infaq-kan tenaga, mensedekahkan waktu dan men-zakat-kan profesi....". Tersirat dari statement tersebut bahwa relawan berarti berupaya sepenuh hati memberikan sumbangsihnya berupa daya (tenaga), waktu dan profesi yang bisa diistilahkan kepada sumbangan materi juga (pendapatku sih).
 
Terkait penjabaran bahwa menjadi relawan itu tidak bisa kuliah dan bekerja, ini akan saya kaitkan dengan pemaknaan relawan yang dicetuskan oleh IFRC. Bahwa relawan itu bekerja paruh waktu, artinya hanya beberapa jam saja dalam tiap minggunya ketika bekerja jadi relawan. Hal ini tentu saja bisa dilakukan ketika kegiatan relawan tidak berbarengan dengan aktivitas utama kita seperti kuliah dan bekerja. Jelas ya sampai di sini bahwa menjadi Relawan tetap bisa dilakukan sepanjang tak benturan dengan aktivitas sehari-hari. (Lebih detail bisa lihat gambar di atas).



masukan kode disini


June 12, 2013
Hardtop Jeep Hibah Mas Tutur Prianto Relawan PMI Bantul yang meninggal di Merapi
Relawan merupakan ujung tombak kegiatan Palang Merah Indonesia, karena itu mereka harus dibekali dengan berbagai keterampilan guna kelancaran tugas di lapangan. Selain itu refreshing dalam ilmu kepalang merahan juga harus dilakukan sesering mungkin dalam menunjang kesiapan di setiap keadaan.

Skil saja tak cukup untuk menunjang semua itu, dan harus didukung berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Salah satunya kendaraan segala medan berupa Hardtop yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan di medan berat.

PMI Bantul pun memiliki sebuah kendaraan medan berat (hardtop) seperti di bawah ini dan siap diterjunkan di Temu Karya Relawan Nasional di Selorejo Kabupaten Malang 23-30 Juni 2013.



Tampak Samping Kanan

Dashboard dan kemudi hardtop

Hardtop nampak dari dalam.

Mari kita gunakan segala fasilitas prasarana yang ada agar lebih bermanfaat untuk orang banyak. Menumpuk aset apapun itu harus bisa digunakan dan bukan sekedar jadi pajangan. Hardtop ini akan difungsikan kembali sesuai kegunaannya sekaligus sebuah pembuktian bahwa para relawan Bantul akan selalu mengenang jasa-jasamu di dunia kemanusiaan. Menggunakan Hardtop ini juga bagian dari cara untuk mendoakanmu di alam barzah sana. Siamo Tutti Fratelli. Siapa berani coba Hardtop ini? :-) See you in Selorejo, Malang, Jawa Timur.


May 27, 2013
Rembug relawan yang berlangsung sejak pagi tadi tepatnya jam sembilan telah menghasilkan berabgai point penting terkait pengembangan relawan Palang Merah yang tergabung dalam komunitas group virtual Voltage.Berdirinya voltage ini dilandasi atas permasalahan di Surabaya yang ditembuskan ke PMI Daerah Jatim namun tidak ada tanggapan.
 
Akhirnya pihak Cabang pun meneruskannya ke PMI Pusat, akan tetapi hal yang mengejutkan adalah saat menerima jawaban bahwa dari pihak daerah tidak ada masalah apapun. Akhirnya dari permasalahan itu, pihak cabang memutuskan untuk membuat komunitas grup digital di facebook.
 
Dalam perbincangan di fanspage tersebut pun ternyata banyak menimbulkan wacana-wacana terkait permasalahan di berbagai PMI daerah maupun cabang. Hal ini memaksa kami para komunitas voltage untuk membuat suatu penyelesaian dengan cara rembugan.
 
Acara yang bersifat formal namun dikemas dengan cara santai, membuat kami merasa lebih rileks dalam memusyawarahkan berbagai point penting yang terjadi di tiap-tiap daerah. Salah satu hasil rembug relawan yang terkait bidang IT yakni bahwa akan dibentuk portal web guna menshare berbagai informasi tentang palang merah di berbagai daerah.

Para anggota voltage usai membuat akun diportal ini nantinya bisa memposting sebuah artikel guna dibagikan kepada para pembaca maupun anggota portal voltage. Tentu saja diharapkan dengan berkembangnya portal ini bisa memicu kreativitas anggota dalam memanfaatkan teknologi web sebagai media berbagi informasi dan pengetahuan.

Selain itu forum rembug relawan ini juga menyepakati akan membuat akun twitter guna menshare url portal dari tiap artikel baru yang diterbitkan. Twitter ini juga akan berfungsi sebagai alat komunikasi terhadap para anggota voltage secara real and uptodate.
May 25, 2013
Perjalanan panjang dari Ciamis ke Jogja dalam waktu kurang lebih 8 jam dengan kecepatan santai yakni 50 km/jam melelahkan sangat bagi saya. Walau pun demikian saya bersyukur bisa sampai di lokasi dengan selamat dan menunggu waktu untuk persiapan musyawarah antara relawan dengan pengurus PMI.

Berangkat tepat jam 19.45 wib per tanggal 24 Mei 2013, saya berpamitan dengan mengantongi berbagai peralatan mulai dari netbook, blekberi sebagai alat rekam gambar dan beberapa pakaian pengganti selama dua hari di jogja.

Usai berkemas langsung saja aku nyalakan sepeda motor vega ZR dengan nopol  R 3703 WD berwarna merah. Saya sediakan pula helm guna pembonceng bila di perjalanan bertemu seseorang yang ingin ndompleng, eh sejatinya sih ada teman pak Itong dari Kebumen yang ingin bareng.

Berangkat sudah dan meninggalkan rumah untuk 2-3 hari melewati kuburan yang terkenal banyak penghuni kubur alias orang yang dikubur di dalamnya. Sesampainya di pasar jamban, saya mampir ke toko untuk membeli sebotol mizone dan proman.

Akhirnya sepeda motor pun kupacu kembali dengan perlahan dan santai lantaran saya merasa cukup kedinginan karena tak mengenakan sarung tangan. Sembari mengawasi berbagai sudut jalan yang berlobang antara perempatan sidareja hingga kantor pos sidareja, akhirnya sampai di pom bensin tentunya melewati palang pintu perlintasan kereta api dan menunggu kereta tersebut lewat.

Mengisi bensin sebanyak 15 ripu rupiah cukup untuk memenuhi isi tank bahan bakar sepeda motorku ini, dengan mengenakan masker kembali melaju lewati Gandrungmangu, Kawunganten dan berhenti sejenak di Jeruklegi guna minum air sejenak.

Lanjut deh petualangannya dengan lewati daerah kreweng - lebeng yang terkenal masih banyak kerusakan lantaran tanah di tempat tersebut labil.Akhirnya Kesugihan pun menyapa dengan keramaian lingkungan pondok dan maos sudah nampak sepi.

Ternyata di maos ini aku menghirup sebuah aroma yang tak asing dan sangat aku suka, yakni mendoan anget. Sudah menjadi langganan setiap berada di Banjarnegara kalau setiap minggu malam nongkrong di perempatan semampir makan mendoan dan secangkir kopi.
 
Bernostalgia dengan keadaan tersebut tanpa lelah akhirnya aku sudah sampai di daerah Sruweng Kebumen. Berhenti di sebuah warung kopi pinggir jalan yang lebih tepatnya angkringan namun nasi kucingnya sudah habis dan cuma tersedia mie telor rebus.
 
Akhirnya aku hanya memesan segelas kopi rasa mocca yang juga merupakan kesukaan bagi diriku, dengan kondisi yang masih panas ku sruput saja menggunakan sendok. Kopi habis aku pun langsung bayar 2ribu, tancap kembali deh walau di perjalanan banyak berhentinya karena ngantuk.
 
Lelah tentu sudah menjadi teman sejati selama perjalanan, hingga kini saya sudah berada di PMI Bantul sejak jam 4 subuh tadi. Tidur selama satu jam nampaknya sudah membuat tubuh saya bertambah sedikit tenaga untuk memulai rembug relawan.
May 24, 2013
Relawan yang bergaya di atas kereta api uap
 
Pertanyaan ini muncul dalam benak saya ketika banyaknya konflik sosial antara pengurus PMI dengan relawannya di berbagai daerah. Konflik yang terjadi adalah dari segi kebijakan yang menurut relawan tak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Sehingga apa yang mereka putuskan menjadi bahan perbincangan bagi kalangan relawan.

Saya pun tak akan mempertegas mengenai konflik yang terjadi, karena kita faham betul kesenjangan akibat kebijakan pengurus di masing-masing daerah. Melihat hal itu semua yakni memandang kebijakan dari segi kepalangmerahan, pertanyaan yang muncul adalah "Pahamkah Pengurus PMI Akan Tujuh Prinsip Palang Merah?".
Entah itu saya pun tidak begitu tahu, tapi yang jelas ini memang ada benarnya dan saya juga terkadang berfikiran semacam itu. Tapi daripada kita bingung apa itu 7 Prinsip Palang Merah, saya akan menjabarkan mengenai ke tujuh prinsip tersebut. Ketujuh prinsip tersebut antara lain kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Selengkapnya
May 14, 2013