Panen Padi Untuk Musim Ini Terik Mataharinya Luar Biasa
Friday, March 30, 2012
Dalam Triwulan tahun ini kita sempat dihadapi dengan kekhawatiran akan harga beras serta padi yang melonjak tinggi, bahkan untuk harga beras kualitas super bisa mencapai Rp 9.000, per kg sementara harga padi kering sempat mencapai Rp 5.500,- per kg. Hal ini disebabkan akan masih lamanya musim panen padi, apalagi sempat terjadi kelangkaan stok beras nasional. Kelangkaan beras ini sempat mengundang terjadinya krisis pangan di berbagai daerah di tanah air, hingga menyebabkan impor beras berskala besar dari negara Gajah Putih. Kendati demikian hal ini tidak berlangsung lama, karena dalam waktu dekat ini di beberapa wilayah pulau jawa siap untuk memulai panen perdana padi. Musim panen sekarang untuk padi yang ditanam lebih banyak menggunakan jenis varietas situ bagendit atau mekongga, karena umur padi yang lebih cepat panen dibanding jenis satria atau logawa.
Dalam kesempatan panen musim ini, harga padi sudah mulai turun bahkan mencapai Rp 4.200,- per kg. Namun untuk beberapa komoditas lain berupa sembako macam minyak goreng, sayuran dan lain sebagainya sudah mulai melonjak. Apalagi dengan kenaikan BBM yang diprediksi akan t erjadi per tanggal 1 April mendatang akan menyebabkan komoditas sembako ini akan lebih melejit harganya. Untuk masyarakat miskin kota hal ini akan sangat berpengaruh sekali, dikarenakan mereka tidak ada perantara lain alias ladang untuk bercocok tanam sebagai sarana menghemat kebutuhan pokok itu sendiri. Sementara untuk masyarakat pedesaan, walaupun hal ini bisa dibilang mencekik leher istilahnya, mereka masih bisa makan seadanya dengan memanfaatkan hasil kebun berupa singkong dan jagung atau bahkan hasil palawija dari ladang yang mereka miliki.
Harga kenaikan BBM yang diprediksi terjadi awal april ini, akan mengalami perubahan harga sekitar Rp 1.500,- per liternya sehingga harga di SPBU menjadi Rp 6.000,- per liternya. Kenaikan ini otomatis akan menjadikan imbas harga berbagai kebutuhan pokok, dengan alasan bahwasanya biaya ongkos transportasi komoditas ini juga mengalami kenaikan, dengan demikian mereka harus menutup biaya transportasi ini dengan menaikkan harga jual sembako tersebut. Apakah ini akan berlangsung lama? Saya tidak bisa memastikan karena pada masa sebelumnya pun sempat terjadi kenaikan harga BBM, namun beberapa lama kemudian harganya diturunkan kembali dengan alasan mengikuti harga minyak mentah dunia yang sudah mulai turun. Alasan lain disamping harga minyak mentah dunia tersebut, adalah adanya pengurangan biaya subsidi BBM yang diperuntukan untuk pembelian pesawat pribadi kepresidenan dan pesawat siluman Sukhoi. Semoga masyarakat kita bisa bersabar dengan kondisi macam ini, dan tetap menjaga keimanan agar tidak dimanfaatkan oleh para misionaris yang bisa membeli iman mereka hanya dengan sembako dan 3 bungkus supermie. Mari tetap semangat dan berfikir positif menghadapi kenyataan ini.
Dalam kesempatan panen musim ini, harga padi sudah mulai turun bahkan mencapai Rp 4.200,- per kg. Namun untuk beberapa komoditas lain berupa sembako macam minyak goreng, sayuran dan lain sebagainya sudah mulai melonjak. Apalagi dengan kenaikan BBM yang diprediksi akan t erjadi per tanggal 1 April mendatang akan menyebabkan komoditas sembako ini akan lebih melejit harganya. Untuk masyarakat miskin kota hal ini akan sangat berpengaruh sekali, dikarenakan mereka tidak ada perantara lain alias ladang untuk bercocok tanam sebagai sarana menghemat kebutuhan pokok itu sendiri. Sementara untuk masyarakat pedesaan, walaupun hal ini bisa dibilang mencekik leher istilahnya, mereka masih bisa makan seadanya dengan memanfaatkan hasil kebun berupa singkong dan jagung atau bahkan hasil palawija dari ladang yang mereka miliki.
Harga kenaikan BBM yang diprediksi terjadi awal april ini, akan mengalami perubahan harga sekitar Rp 1.500,- per liternya sehingga harga di SPBU menjadi Rp 6.000,- per liternya. Kenaikan ini otomatis akan menjadikan imbas harga berbagai kebutuhan pokok, dengan alasan bahwasanya biaya ongkos transportasi komoditas ini juga mengalami kenaikan, dengan demikian mereka harus menutup biaya transportasi ini dengan menaikkan harga jual sembako tersebut. Apakah ini akan berlangsung lama? Saya tidak bisa memastikan karena pada masa sebelumnya pun sempat terjadi kenaikan harga BBM, namun beberapa lama kemudian harganya diturunkan kembali dengan alasan mengikuti harga minyak mentah dunia yang sudah mulai turun. Alasan lain disamping harga minyak mentah dunia tersebut, adalah adanya pengurangan biaya subsidi BBM yang diperuntukan untuk pembelian pesawat pribadi kepresidenan dan pesawat siluman Sukhoi. Semoga masyarakat kita bisa bersabar dengan kondisi macam ini, dan tetap menjaga keimanan agar tidak dimanfaatkan oleh para misionaris yang bisa membeli iman mereka hanya dengan sembako dan 3 bungkus supermie. Mari tetap semangat dan berfikir positif menghadapi kenyataan ini.