-->

ads

Showing posts with label Sukarelawan PMI. Show all posts
Showing posts with label Sukarelawan PMI. Show all posts
Sukarelawan PMI sedang mendistribusikan bantuan pasca banjir
Sejumlah Sukarelawan PMI Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mulai mendistribusikan bantuan kepada korban yang terdampak bencana banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Pangandaran, salah satunya di Dusun Sangkanbawang, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih. Di lokasi ini PMI menyambangi para korban yang terdampak dan mendistribusikan bantuan bencana.
"Kita mendistribusikan bantuan kedaruratan berupa family kit, kitchen set, selimut,terpal dan ember" ungkap Staf Bidang Pelayanan PMI Kabupaten Pangandaran, Silvi Priyonika Pratama.
Menurutnya, bantuan ini sangat dibutuhkan oleh para korban yang terdampak banjir yang saat ini masih belum menempati rumahnya dan mengungsi sementara di rumah tetangga kerabatnya.
Silvi berharap Pemberian bantuan dari PMI ini dapat meringankan beban penderitaan warga yang terkena bencana banjir.
Sebelumnya banjir bandang dan longsor yang menerjang wilayah kabupaten pangandaran yang telah mengakibatkan korban jiwa dan luka luka serta ratusan rumah terendam, sejumlah Sukarelawan PMI Kabupaten Pangandaran bersama aparat TNI dan Warga membersihkan lumpuran tanah yang masih menumpuk paska kejadian. #pmisiapbantu
Informasi lebih lanjut hubungi: Staf Bidang Pelayanan PMI Kabupaten Pangandaran, Silvi Priyonika Pratama. No Hp. 082129755124, kontak media: Atep Maulana: 08559103056.
October 09, 2017
PMI Berikan Program Dukungan Psikososial (Psychosocial Support Programme/PSP) bagi Anak pengungsi Di Sumedang.

Sebanyak 75 anak yang berada di lokasi pengungsian GOR Tadjimalela yang merupakan korban terdampak bencana longsor di Sumedang mendapatkan pelayanan dampingan PSP dari Sukarelawan PMI Sumedang.

Kesemua anak ini merupakan korban yang terdampak bencana longsor yang terjadi pada selasa malam (20/9/2016) di wilayah Sumedang, Jawa Barat.
" Sedih dan tidak betah tergambar pada anak anak yang terdampak yang berada di lokasi pengungsian GOR Tadjimalela ini", ungkap salah satu Sukarelawan PMI sumedang Roly Angga, Minggu (25/9).

Lebih lanjut Sukarelawan yang menjadi pendamping layanan PSP ini mengatakan, dengan cara sederhana seperti yang dia dilakukan bersama Tim PSP lainya paling tidak menghibur suasana hilangkan kesedihan dan mengembalikan senyum ceria mereka, melupakan sejenak bencana yang terjadi.

"Melalui Interaksi dengan anak-anak dengan cara mengajak bernyanyi, cerita, dan beberapa permainan edukatif serta pengenalan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kami berharap mereka dapat menerima kenyataan dengan tetap memiliki semangat dan mental yang kuat,” ungkap pria dengan sapaan akrab Angga.

Berdasarkan data posko PMI Sumedang, longsor menyebabkan dua desa mengalami dampak terparah diantaranya desa Ciherang dan Desa Citengah.
Sementara yang mengungsi di Posko pengungsian GOR Tadjimalela ada sekitar 833 jiwa dan 320 kepala keluarga.

Rencananya pelayan PSP ini akan dilaksanakan juga besok hari di lokasi pengungsian kedua yang bertempat di Makodim 0610 Sumedang.
Informasi lanjut dapat menghubungi : Roly Angga 085779751722 (Petugas PSP)

Source : Lihat di sini
September 25, 2016
Pembicaraan mulai menyinggung tentang bagaimana penamaan Sukarelawan PMI pada saat disampaikan ke publik. Tujuannya agar publik mengetahui bahwa Sukarelawan PMI tidak sekedar "Sukarelawan" tapi mempunyai kompetensi. Tidak dipersamakan dengan relawan-relawan lain yang sebagian besar hanya bermodal niat dan tenaga saja. Walaupun saya tahu ada juga relawan di luar PMI yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Tapi, pembicaraan kita mengerucut bahwa Sukarelawan PMI tidak boleh diremehkan. Tidak boleh paling ujung disebutkan, tidak boleh paling belakang saat dibariskan.


PMI adalah organisasi berbasis Sukarelawan, dan ini juga berlaku bagi perhimpunan Nasional lainnya di seluruh dunia yang tergabung dalam Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Sehingga istilah Sukarelawan adalah kewajiban. Namun, disinyalir kata Sukarelawan itu kurang "menjual" karena tidak tampak sisi kompetensinya. Oke, saya anggap ini benar, karena PMI sedang berusaha membangun persepsi sesuai misi yaitu profesional dan dicintai masyarakat.

Pembicaraan berkembang; "Kalau begitu, sesuai dengan konteksnya, karena ada banyak keahlian yang dilatihkan dan dikuasai oleh para Sukarelawan PMI". Intinya "Branding" kita adah PMI. Jadi yang utama adalah kata PMI. Sebagai contoh kalimat yang menunjukkan kompetensi PMI:

"Petugas medis PMI sedang memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada korban bencana di Garut".

"Tim ambulans PMI Jakarta Selatan berhasil mengevakuasi korban runtuhnya JPO di Pasar Minggu".

Atau sebutan lain seperti Tim SAR PMI, dll.

Namun, sebutan Sukarelawan PMI sesuai konteksnya harus juga disebutkan, sebagai contoh:

"1000 Sukarelawan PMI sedang melakukan apel persiapan siaga Lebaran di Monumen Nasional Jakarta".

Penyebutan untuk publikasi adalah sangat penting agar informasi atau pesan secara optimal dapat diserap oleh masyarakat. Benar, tepat dan dimengerti. Hindari peristilahan atau singkatan yang membingungkan masyarakat seperti KSR, ERU, Watsan, RFL, WASH, dan lain-lain.Terpenting, "Brand" kita PMI.

Salam kemanusiaan
September 01, 2016