-->

ads

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat

Wednesday, November 9, 2011
Setiap orang tua apapun kondisinya selalu mengharapkan bayi yang dilahirkannya kelak terlahir dengan sempurna tanpa mengalami kondisi disabilitas. Namun terkadang keinginan manusia dalam hal ini para orang tua berbeda dengan kehendak Sang Pencipta. Alhasil gelisah dan ketakutan karena khawatir anaknya akan dijauhi teman-teman serta lingkungan selalu menyelimuti. Dalam kondisi inilah kita harus mawas diri dan bersiap untuk tabah atas ujian yang mendera. Karena sudut pandang masyarakat terhadap orang lain yang kurang sempurna secara fisik, selalu berbeda hingga sinis atau benci.

Persoalan lain yang sering timbul datang dari pelaku disabilita itu sendiri karena ketidaksiapan mental serta didikan orang tua yang cenderung mengurung anaknya agar tidak bermain dan mengenal dunia luar. Sejatinya pengenalan lingkungan sejak dini dan belajar beradaptasi atas keadaan disabilitas menjadi sangat penting. Sebabnya kita perlu belajar seperti apa sich tindakan yang harus dilakukan ketika sang anak atau pun famili yang lain menderita hal ini? Langkah awal yang tepat adalah memberikan alat bantu bagi pelaku disabilitas dengan serta mengiringi dan memberikan rasa nyaman. Secara psikologis mereka sama dengan kita, yakni ingin mendapatkan hak hidup bermasyarakat dengan aman dan nyaman serta aktivitas sosial yang lain. Sesuai dengan tema "Disabilitas dan Pandangan Masyarakat" akan kita ulas beberapa pandangan salah yang justru menjadikan lemah mental para penyandang disabilitas ini.

Pemikiran sosial terhadap penyandang disabilitas ini sebetulnya lahir dari sesuatu yang berbeda dari kebanyakan kita. Menurut orang banyak seseorang yang lahir dengan jari-jari kurang dari sepuluh, telingan yang satunya tak memiliki daun, mata buta sebelah sejak lahir tak bisa melihat, dan lain sebagainya akan disebut disabilitas. Hal itu mereka ucapkan lantaran kehadiran sesuatu yang berbeda dari kebanyakan. Lantas apakah seorang petani dari kebanyakan memiliki mobil serta traktor bisa disebut penyandang disabilitas? Bisa saja itu terjadi kalau kita melihat makna disabilitas ini dari sudut pandang kebanyakan. Lalu apakah agar tidak disebut dengan disabilitas mereka (petani) tidak boleh memiliki mobil atau traktor? Mari kita bicara dari sudut pandang terbalik suatu permasalahan.

Orang kaya adalah miskin dan orang miskin adalah kaya. Nah pola pikir ini bisa kita terapkan terhadap disabilitas, di mana orang normal kebanyakan bisa disebut disabilitas di lingkungan yang mayoritas disebut disabilitas. Sedangkan orang yang disabilitas akan disebut disabilitas kalau mereka tinggal di lingkungan yang notabene disebut sebagai manusia sempurna. Apakah akan menjadi suatu permasalahan besar kalau disabilitas tinggal di sekitar kita, atau kah mereka beban untuk kita yang disebut kebanyakan sebagai normal? Contoh yang bisa kita saksikan di televisi, jejaring sosial atau pun lingkungan sekitar jika ada tentang orang yang disebut disabilitas mereka memiliki keahlian yang luar biasa. Sang pendakwah cilik di salah satu stasiun televisi entah siapa namanya saya lupa lagi, toh seorang gadis muda yang disabilitas karena tanpa keraguan mengobarkan semangat dakwah. Gusdur Almarhum seorang ulama yang berjalannya saja duduk di atas kursi roda serta tidak bisa melihat bisa menjadi seorang presiden, pemimpin dari kita bangsa indonesia.

Ada istilah yang saya buat "
The strength of the deficiency" yang bisa diartikan Kekuatan dari Kekurangan, itu tampak jelas kita lihat dari tulisan saya di paragraf atas. Banyak contoh lain yang bisa kita jadikan tolak ukur untuk menghentikan diskriminasi terhadap pelaku disabilitas ini. Merubah pola pikir adalah langkah awal sehingga tindakan kita akan lebih terarah karena memiliki pandangan yang positif terhadap disabilitas. Seperti apakah tindakannya??? Pertama kali tindakan yang dilakukan adalah pendekatan awal mengenai kebutuhan seseorang dengan disbilitas ini. Memberikan rasa nyaman serta komunikasi yang baik akan membuat mereka merasa selalu berada di sekitar manusia normal. Berikan mereka pendidikan sesuai dengan kondisi yang tidak umum, misal kata seseorang dengan buta penglihatan bisa kita bantu belajar membaca dengan huruf braille.

Mulai sekarang mari kita niatkan dalam hati untuk "Stop Diskriminasi Penyandang Disabilitas" dan rubah cara berfikir negatif terhadap mereka hingga menjadikan sesuatu yang dahsyat. Seorang KH Abdurahman Wahid yang tidak bisa melihat serta berjalan bisa menjadi presiden, mengapa mereka di sekitar kita yang buta mata, lengan tak lengkap, autis harus dijauhi? Dan yakinlah dengan ketelatenan dan ketekunan mereka bisa menjadi orang yang hebat dan bisa membanggakan. Merasakan dan memberikan peluang terhadap mereka yang berbeda secara fisik menjadi keharusan bagi kita semua untuk berbuat lebih.

Rasanya kita butuh nich suatu media yang bisa menjadikan mercusuar atau woro-woro untuk menyuarakan semangat anti diskriminasi terhadap pelaku disabilitas. Hemm rujukan yang bisa diambil sepertinya kartunet.com sebagai media yang akan menyebarkan semangat untuk menjadikan masyarakat inklusif. Waduh apa lagi nich yang dimaksud masyarakat inklusif? Sepertinya bagi sebagian orang kebanyakan masih asing terhadap istilah yang satu ini, kalau para insinyur atau pun intelek pasti sudah mengetahuinya. Istilah dasar inklusif yang berasal dari inklusifitas adalah sebuah bentuk pengakuan, penghargaan dan penghormatan atas perbedaan dan keberagaman. Sehingga masyarakat inklusif bisa diartikan sebagai suatu koloni atau komunitas masyarakat yang mengakui dan menerima serta menghargai adanya suatu keberagaman dan perbedaan di masyarakat berupa perbedaan suku, ras, komunitas hingga pelaku disabilitas itu sendiri. Dengan semakin meningkatnya media sosial dan wacana informasi diharapkan situs kartunet.com terus berupaya melakukan demonstrasi anti diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.

Kiranya semua kembali kepada diri masing-masing, melakukan pemikiran terbalik dalam posisi bola berputar dengan sedikit kalimat andai-andai. Seandainya kita yang disabilitas akankah kita dijauhi? Seandainya kita yang buta akankah dunia ini hancur? Seandainya kita tidak memiliki daun telingan akan kah kita punya teman, adakah rela orang yang mau berteman dengan kita? Pemikiran semacam itulah yang terkadang harus tertanam rapi di dalam fikiran serta hati kita, agar lebih mawas diri dan tidak semena-mena terhadap pelaku disabilitas. Bagi pelaku disabilitas itu sendiri pun juga harus memiliki pemikiran yang luas, yakni membuka diri dengan berfikir yang jauh lebih maju. "Setiap kekurangan pasti memiliki kelebihan, saya yakin pasti ada sesuatu yang luar biasa di balik ini semua", contoh kecil inilah yang harus mereka miliki setiap saat. Dan jangan minder serta merasa malu, dunia ini luas. Semangat dan hasilkan karya yang lebih dahsyat dari kebanyakan manusia normal. Hemm ayo rekan-rekan pembaca, teruslah hidup berdampingan dengan kaum minoritas dengan disabilitas ini. Kita yang diberikan kelebihan dan kesempurnaan, bukan diciptakan untuk mengolok-olok, memaki bahkan mencela saudara kita yang tak sempurna itu. Bahkan sebaliknya kita harus hidup berdampingan, bahu membahu, gotongroyong satu sama lain sesuai dengan falsafah negara kita di dalam pancasila "Bhineka Tunggal Ika". Terima kasih kepada rekan-rekan blogger dan kartunet.com yang terus menerus berjuang di dalam artikelnya untuk menyuarakan semangat anti diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.

3 comments for Disabilitas dan Pandangan Masyarakat:

  1. Blognya ringan gan, salam kenal aja ane muslih21,, dan maju terus kontesnya

    ReplyDelete
  2. ya makasih nich. oke dech saling koment ya. hehe

    ReplyDelete
  3. Terima kasih informasinya, blognya ringan gan.. ayo galakan kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat di Indonesia.

    Pernahkah anda merasa betapa kasihannya para penyandang cacat di Indonesia?.

    Bagaimana tanggapan keras anda mewujudkan Indonesia akan hak para orang cacat (Disabilitas dan Pandangan Masyarakat) untuk sekarang ini?

    ReplyDelete