Flashback Penanganan Bencana Gempa Jateng-DIY 2006 Silam
Wednesday, March 20, 2013
Masih teringat dalam benak ini kala 2006 yang lalu saya beserta kawan-kawan relawan dari organisasi Palang Merah Indonesia melakukan tanggap darurat yang dilanjutkan dengan bantuan program rumah hunian sementara. Sebuah bangunan berukuran 4x6 meter ini merupakan program darurat yang diperuntukkan bagi korban dengan kondisi sangat rentan, cukup rentan dan rentan. Kerentanan ini pun dipengaruhi beberapa faktor yakni kondisi kesehatan, usia serta keadaan ekonomi sebelum terjadinya bencana.
Relawan yang tergabung dalam program Hunian Sementara atau biasa kami mengenalnya sebagai Temporary Shelter Program, melaksanakan kegiatan ini dengan membangun rumah atau lebih tepatnya hunian yang bersifat sementara karena berukuran mini yakni 4 x 6 dengan target sebelum musim hujan turun. Kebijakan ini diprakarsai oleh Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) yang mengharuskan warga masyarakat dengan kondisi rentan memiliki hunian layak sebelum terjadinya musim hujan tiba.
Mengenai pendanaan yang digunakan dalam penanganan Temporary Shelter ini, menggunakan dana dari donatur yakni Jepang, Inggris, Bangladesh, Spanyol dan lainnya. Mereka dalam penggunaan anggaran ini pun harus disiplin, yakni setiap inci pengeluaran dalam program harus ada bukti konkrit berupa kwitansi dalam penggunaan anggaran di masyarakat. Untuk urusan pencairan dana, masyarakat di lingkungan RT membuat semacam kelompok kerja yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
Kelompok ini dibentuk berdasarkan kesepakatan warga di lingkungan RT mereka tinggal. Mengenai siapa saja yang berhak diberikan bantuan, kami para relawan menyeleksinya dengan berbagai kriteria agar tidak ada kecemburuan sosial. Warga melalui tim pelaksana program boleh saja mengusulkan semau mereka, akan tetapi kami juga harus menseleksi agar dana ini tepat sasaran.
Kami prioritaskan pembangunan shelter ini untuk warga rentan, yakni dengan kondisi ada lansia, balita serta ibu hamil maupun terdapat orang sakit di dalamnya. Tujuan awal sudah jelas tentu saja membantu para korban gempa Jateng - DIY untuk memiliki hunian sementara yang layak huni sebelum musim hujan tiba.
Setelah kami melakukan seleksi lapangan, dan mengenai siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan program ini akan diberitahukan secara langsung kepada tim pelaksana. Bantuan ini didasarkan pada kondisi rentan tadi tentu saja melihat juga faktor ekonomi dari keluarga yang akan dibantu. Selanjutnya mereka tim pelaksana mengajukan proposal mengenai berapa unit rumah yang akan dibangun dan apa saja kebutuhannya.
Untuk pembangunan dan sketsa gambar sudah kami sediakan berikut rincian bahan bakunya, masyarakat hanya perlu menambahkan bahan keperluan yang dibutuhkan guna kelancaran pembangunan. Soal budget yang disediakan untuk setiap rumah hunian ini adalah 2 juta, apabila dalam pemakaian kurang mencukupi harus ditambahkan dengan swadaya baik itu pribadi maupun swadaya dari lingkungan tempat mereka tinggal. Ini kisah masa lalu yang sedikit mewarnai kehidupan saya dan membawa banyak manfaat serta kenangan. Akan saya tulis kembali pada postingan selanjutnya.
penuh dengan perjuangan ya bang :)
ReplyDeleteIya untuk awal memang banyak perjuangan karena harus membuat data terlebih dahulu mengenai jumlah warga, jumlah warga rentan, kondisi bangunan, tempat tinggal atau hunian sekarang apakah msh menggunakan tenda, numpang di saudara dan lain sebagainya...
Delete