-->

ads

Seleksi Relawan ER Menggunakan Materi Tujuh Prinsip

Wednesday, March 20, 2013
Seperti kita ketahui bahwa Gerakan Palang Merah Internasional merupakan suatu gerakan yang menggunakan 7 (Tujuh) Prinsip Gerakan Palang Merah. Prinsip ini digunakan oleh perwakilan IFRC untuk menseleksi para calon relawan yang akan bertugas dalam program Early Recovery nanti. Para calon relawan program Early Recovery mendaftar terlebih dahulu dan kemudian mengikuti panggilan tes seleksi. Selanjutnya seluruh peserta yang terdaftar disuruh membuat kelompok dan berdiskusi satu sama lain.

Mereka diskusikan mengenai ketujuh prinsip dasar gerakan palang merah dan menjelaskan alasan masing-masing dari ketujuh prinsip tadi. Usai diskusi para peserta satu persatu berdiri ke depan forum dan memilih salah satu prinsip berikut uraian penjelasannya / alasannya. Saya sendiri memilih Kesamaan lantaran tidak adanya pembedaan dalam pemberian pertolongan kepada para korban bencana alam.

Mungkin ini juga merupakan derita membawa nikmat, mengapa saya berbicara demikian? Saat sebelum saya berangkat ke Markas PMI Bantul untuk mengikuti tes seleksi relawan Early Recovery, tepatnya dua hari sebelum jadwal seleksi, saya mengendarai sepeda motor dari arah desa Sijeruk Banjarmangu Banjarnegara. Di mana Sijeruk merupakan desa yang sedang terkena musibah tanah longsor, dan kami para relawan PMI Banjarnegara saat itu sedang diminta bantuin dari pihak Kesra untuk membagikan bantuan sembako dan keperluan lainnya.

Perjalanan turun dari Sijeruk menuju Banjarnegara tadi, saya sempat ngantuk dan motor terperosok ke selokan. Step motor bagian depan bengkok dan terpaksa saya harus ke bengkel untuk membenarkan sepeda motor itu yang notabene juga merupakan motor pinjaman dari kawan relawan. Rupanya kejadian yang saya alami ini menghambat jadwal keberangkatan kami ke Bantul. Rencana kami berempat dari Banjarnegara yang akan tes seleksi relawan Early Recovery.

Usai maghrib tepatnya kami meluncur dari Kota Dawet Ayu menuju Bantul Jogja dengan rute Wonosobo-Temanggung. Tepatnya di Parakan kami berempat berhenti sejenak untuk menghangatkan badan dengan membeli jaesu di angkringan yang berada di sana. Perjalanan yang lamban serta rasa ngantuk rupanya menjadi pemicu mengapa kami begitu pelan dalam mengendarai sepeda motor.

Pelan tapi pasti, alon asal kelakon rupanya juga menjadi prinsip waktu itu bahwa nda perlu ngebut yang penting bisa sampai tepat waktu. Perjalanan dari Parakan ini pun berlanjut dan terus menyusuri jalan melewati Secang, Tidar Magelang, Muntilan, Sleman dan Akhirnya tembus wilayah Ringroad. Entah lupa atau bagaimana saat sekitar Bantul, saya dan kawan-kawan tersesat cukup jauh yakni salah melewati rute yang seharusnya mengambil arah jalan Paris malah menggunakan jalan Imogiri.

Muter-muterlah kami di sekitar Polres dan Alun-alun Bantul hingga akhirnya berhasil juga menemukan markas PMI Cabang Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami sampai dengan selamat dan saat itu langsung istirahat tidur di tenda salah seorang kawan relawan. Bermodalkan jaket dan selimut yang ada di tenda tersebut saya tertidur dengan pulasnya dan sampai saat tulisan ini diketik saya masih dalam keadaan sehat. :-).Ini Flashback Kisah Seorang Relawan Early Recovery (Saya Sendiri)

0 comments:

Post a Comment test