-->

ads

Showing posts with label budaya. Show all posts
Showing posts with label budaya. Show all posts
Baru pertama kali mendengar nama dalang Ki Langgeng Hidayat dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Padahal biasanya dalang yang sering dipakai oleh masyarakat di seputaran LakbokRaya adalah Ki Eko Suwaryo. Karena saya mencintai kebudayaan wayang kulit, akhirnya saya dan istri yang sedang hamil tua mencoba menonton wayang yang berada di Sindanghaji.

Ketika pertama sampai di lokasi, belum terlalu ramai oleh penonton. Akan tetapi setelah penyerahan wayang semar sebagai pertanda permintaan lakon, tamu undangan maupun penonton mulai berduyun-duyun memadati sekitar panggung.

Wayang kulit memang mulai agak malam yakni sekitar jam 9 dan pagelarannya kali ini diawali dengan seni ibing oleh sinden dengan gandrung badut. Berdasarkan pengamatan di lapangan, jumlah nayaga ada 19, pranata acara 1, sinden 8, badut 1 dan ki dalang Langgeng Hidayat sendiri.

Walau terbilang baru di Sindanghaji, rupanya Ki Dalang Langgeng Hidayat dari Gombong ini menarik simpatik, antusiasme maupun rasa penasaran yang tinggi dari penonton. Saya pun berdecak kagum dengan masih banyaknya warga masyarakat Sindanghaji maupun seputaran LakbokRaya yang mencintai kebudayaan wayang kulit. Semoga rasa cinta terhadap budaya tanah air semakin meningkat.

Gembus makanan pengganti beras

Pecel jodohnya gembus
Ups, sebelum saya tutup uraian artikel ini, sebagai pelengkap nonton wayang biasanya beli kacang goreng yang dikemas dengan harga Rp 100,- dan kini kepengen banget makan pecel sama gembus yang konon harganya setinggi langit bak roti belanda lantaran tanaman singkong makin langka. Alhamdulillah bisa beli pecel sama gembus seharga Rp 5.000,- untuk dimakan bareng istri. 

Baca juga:
Kerenggangan Jembatan Ciseel Sudah Mengkhawatirkan 
Memanfaatkan Urine Manusia Untuk Pupuk Cair Organik 
Teknik Pembuatan Wajan Bolic Untuk Penguatan Sinyal Modem/Wifi
October 05, 2015
Candi Angkor Wat di Cambodia

Candi merupakan sebuah bangunan yang biasa digunakan untuk tempat peribadatan umat agama Hindu – Budha. Bangunan yang biasanya berbentuk segi empat dengan hiasan ukiran dipermukaan luarnya, berbentuk stupa hingga ketinggian tertentu dan terdapat patung di berbagai sudut luar maupun pintu gerbang ke bangunan candi. Indonesia yang terkenal akan unsur budayanya yang multi culture, pun memiliki banyak bangunan candi dengan ciri khas yang hampir banyak kesamaan di berbagai wilayah termasuk di kawasan ASEAN.

Candi Borobudur Magelang-Jawa Tengah

Borobudur sebagai salah satu cagar budaya bangunan candi, yang hingga kini sering dijadikan tempat peribadatan saat galungan dan objek wisata. Candi ini selesai dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga tahun 825 M. Tidak seperti raja yang memerintah sebelumnya, Sri Maharaja Samaratungga yang biasa dikenal dengan Raja Samaratungga ini lebih mengedepankan pembangunan aspek agama dan budaya. Bangunan tersebut memakan waktu kurang lebih 100 tahun dalam masa pembangunannya.

Borobudur saat itu merupakan bangunan candi yang termegah hingga menjadi sebuah keajaiban dunia. Candi ini memiliki 10 tingkatan dengan 6 tingkat berbentuk kotak persegi sementara 3 bagian tingkatan di atasnya berupa lingkaran. Selain itu, 1 tingkat bagian paling atas dari candi Borobudur berbentuk stupa besar dengan patung di dalamnya. Setiap permukaan dari candi Borobudur ini, terdapat relief yang menggambarkan 10 tingkatan bodhisattva untuk mencapai kesempurnaan menjadi Budha.

Lantas yang menjadi pokok perbincangan adalah mengenai statement para pakar sejarah bahwa relief bangunan Candi Borobudur terdapat kesamaan dengan Candi Angkor Wat di Kamboja. Apabila mengkaji mengenai masa pembangunan dari bangunan kedua candi tersebut, sebetulnya berbeda yakni selisih 3 abad. Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia merupakan bangunan Candi termegah yang dimiliki oleh Umat Budha yang pembangunannya selesai di tahun 825M. Sedangkan Candi Angkor Wat dibangun pada abad ke-12 oleh Raja Suryawarman II.

Perlu diketahui bahwa Raja Suryawarman II saat itu memerintahkan pembangunan Angkor Wat dengan menggunakan pengaruh agama Hindu dan meletakkan gunung Meru sebagai pusat dunia sekaligus tempat tinggal dewa-dewi. Namun akhirnya Angkor Wat ini dijajah oleh Siam pada tahun 1431 M dengan membawa pengaruh Budha. Karena pengaruh baru inilah akhirnya terdapat beberapa perubahan terhadap relief candi Angkor Wat. Apabila mengkaji kemiripan antara Angkor Wat dengan Borobudur sebetulnya terletak pada pengaruh Budha. Hanya saja untuk Candi Angkor Wat pengaruh Budha dibawa oleh Siam dari Thailand yang secara nyata masih dalam kawasan ASEAN. Sebagai tambahan bahwa negara-negara di kawasan ASEAN merupakan serumpun, itu karena terjadi hubungan kerjasama terutama dalam hal perdagangan. Sehingga para penduduk yang berdagang kadang menetap dan menikah hingga memiliki keturunan di tempat yang baru.



Sedia produk herbal Propolis dengan khasiat untuk mengobati semua penyakit. Call Me 085871265667


August 27, 2013
Dunia hiburan musik tanah air kini diracuni oleh penampilan grup yang mengandalkan tampang dan koreografi. Mereka dengan gaya yang serba narsis lebih menonjolkan kecintaan terhadap budaya luar, berlenggak lenggok sana sini dan tentu tak ada cerminan dari kebudayaan yang ada di negara kita.

Saat grup vokal boy band atau gel band itu tampil di televisi maupun panggung hiburan, mereka selalu menggunakan penampilan bergaya lipsink. Belum pernah mereka tampil dengan suara asli atau yang lebih real. Tentu ini menjadi pertanyaan apakah girlband macam cherry belle ini punya kemampuan vokal atau tidak.

Pertanyaan ini juga untuk boyband maupun girlband yang lain seperti seven aikon, smes dan masih banyak lagi boyben yang belum saya sebutkan. Lantas beranikah mereka tampil dengan suara asli mereka? Wah ini tentu harus menjadi bahan kajian terkait sebuah boyband atau girlband yang meniru budaya asing tanpa ada kualitasnya. Sehingga berdampak pada menurunnya kecintaan budaya.


Bersedia menerima orderan blankon, keris dan souvenir wayang. Call me 085871265667 an. Bangmisno


July 28, 2013
 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Sebuah pengalaman yang jarang sekali saya alami dan rasakan sebelumnya, tak disangka bisa menapakkan kaki di atas batu marmer lantai keraton Surakarta. Bersama ratusan blogger dari seluruh nusantara dan negara perwakilan ASEAN, kami mendapatkan kehormatan untuk menikmati suasana keraton berikut dengan pemaparan mengenai kondisi di dalamnya maupun sejarahnya.

Tentu saja ini suatu kegembiraan yang tak bakal dilewatkan. Berbagai moment yang ada kami lewati dengan foto-foto bersama atau sekedar narsis ria dengan blogger tercintanya (bagi yang lagi naksir-naksiran). Namun ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para pembaca sebelumnya, bahwa masuk keraton itu tak semudah yang kita kira.

Ada unggah-ungguh yang harus diperhatikan dengan baik apabila ingin memasuki area keraton Surakarta ini. Beberapa hal tersebut menjadi perbincangan oleh kami para blogger karena tidak mendapatkan pemaparan sebelumnya. Unggah-ungguh tersebut diantaranya kita harus mengenakan sepatu, apabila membawa sendal sebaiknya nyeker saja.

Sedangkan bagi kaum perempuan wajib mengenakan rok atau kain selendang / jarit yang menutupi tubuh bagian bawah. Karena pada dasarnya wanita memang lebih sopannya memakai rok atau pun kain yang melilit tubuh. Makna daripada peringatan ini yakni bahwa kita harus meng- unggah-ungguhkan diri sendiri sebetulnya, agar orang lain itu bisa menerima dan bersikap sopan pula terhadap kita.

May 17, 2013
Pradinasweet dan peserta car free day berfose depan kereta api uap


Terbangun pagi jam setengah enam nampaknya suatu berkah tersendiri bagi saya dan beberapa kawan blogger lain di acara Asean Blogger Festival Indonesia. Pasalnya dengan terbangun pagi walau sudah agak siang karena setengah enam, saya bisa dapatkan informasi naik kereta uap bersama beberapa kawan blogger yang tentunya jarang sekali didapatkan walau sering ke Solo.

Saya memang termasuk orang yang hobi jalan-jalan dengan modal nekat alias sangu pas-pasan, yang penting bisa sampai di lokasi tujuan. Mengenai berkunjung ke Kota Solo saya merasa tidak begitu asing akan daerah ini, karena dahulu pernah tinggal sebentar selama sembilan bulan di Jogjakarta tepatnya di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

Saat itu saya bertugas dalam misi kemanusiaan yang dikoordinir oleh IFRC dan PMI, guna menjalankan program pembangunan hunian sementara di daerah pilot project Dlingo dan Gantiwarno Klaten. Ya selama kurun waktu tersebut saya terbiasa mondar-mandir ke sana kemari untuk menjalankan berbagai program tersebut termasuk jalan-jalan ke Solo.
Itu kenangan selama masa di Jogja merupakan suatu kenangan yang tak terlupakan karena merasa dekat banget dengan warga Jogja khususnya yang berada di daerah program tempat saya laksanakan hunian sementara tersebut. Begitu dekatnya dengan masyarakat setempat menjadikan saya ingin kembali tinggal di Jogja.

Ini sejarah saya dengan Niar Ningrum dalam kereta uap
 
Bila saya ceritakan secara menyeluruh mungkin postingan ini tak cukup untuk meluapkan semua kenangan saya. Namun saya akan menulis sebuah intisari saja akan peristiwa lampau untuk alasan mengapa saya mencintai Jogja. Walau saya bukan lahir di jogja tetapi masih orang jawa, dan sesuai amanat Sultan bahwa beliau tidak menghendaki seseorang menjadi orang jogja, tetapi jadilah orang jawa yang baik, orang Ambon yang baik, orang Madura yang baik dan lain sebagainya.
Nampaknya terlalu berpanjang lebar ya saya bercerita ini, eh langsung saja deh ke topik utama mengenai indahnya menikmati udara ups kereta uap kemarin di Solo maksudnya. Pukul 06.40 kami bergegas naik bus menuju ke Stasiun Purwosari untuk menaiki kereta api uap. Sebelumnya saya sudah khawatir tak kebagian naik kereta ini lantaran sedang sarapan waktu itu.

Alhamdulillah saya dan kang Syaifudin dari Jakarta belum ketinggalan bus yang menuju stasiun kereta, dan akhirnya bisa naik kereta api bersama para blogger lainnya. Sudah menjadi kebiasaan kami para blogger langsung bernarsis ria dalam kereta dengan berbagai gaya bak foto model tentunya. Sembari menunggu bara api dinyalakan, saya turun sejenak untuk melihat proses pembakaran kayu maupun batu bara di mesin pembakaran kereta uap tersebut.

Tuuuttt...tuuutttt....tuuuutttt terdengar bunyi klakson dari sebuah kereta dalam radius 3 km dari stasiun. Saya bertanya dalam hati sejenak dan ternyata alarm di stasiun kereta berbunyi yang menandakan akan ada kereta datang. Selang beberapa detik petugas pengatur perjalanan kereta memberikan informasi bahwa ada kereta pasundan yang datang dari arah Bandung menuju Surabaya. Ini merupakan kereta api yang saya naiki 5 Juni  2010 silam saat akan mengikuti kopdar SOLO (Sharing Online Lan Offline) bareng kawan blogger Bengawan.
Sabar menanti akhirnya lewat juga itu kereta pasundan dan langsung meluncur ke arah timur hingga Surabaya. Selang beberapa menit kemudian terdengarlah suara alunan klakson dari kereta api uap ini, dan para blogger yang sedang sibuk ria berfoto di luar kereta bergegas naik ke dalam gerbong. Tuutt..tuttt...tutt suara peluit kereta yang berbunyi sepanjang perjalanan menuju ke Stasiun Solo Kota.

Bangmisno saat berkunjung ke stasiun Solo Kota

Pengalaman pertama naik kereta ini membuat para blogger merasa sangat senang dan tentunya tak melewatkan moment sepanjang kereta melaju. Laksana artis yang sedang berkeliling kota, kami para blogger melambaikan tangan kepada warga setempat yang bermukim di sisi rel kereta api. Wah senangnya dapat sambutan meriah dari para warga, dan mereka bingung juga karena kami berseragam bak tentara yang akan berperang. Readmore.....

Baca juga ya



May 13, 2013
Menempuh perjalanan selama kurang lebih hampir dua jam dari Jl. Slamet Riyadi Surakarta menuju Desa Sangiran yang terletak di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen bersama para peserta Asean Blogger Festival Indonesia 2013 dengan penuh suasana keakraban.

Cukup melelahkan memang karena selama dalam perjalanan saya juga sempat tertidur. Saat mata masih terjaga saya menikmati begitu banyak panorama alam berupa pesawahan terasering diselingi pohon jati di sana sini.

Sebuah nuansa pedesaan yang mengingatkan saya akan kenangan lama saat tinggal di daerah Dlingo Bantul. Perjalanan ini nampak indah karena melihat pepohonan serta padi yang sudah nampak beranak, sehingga ingat pula suasana di kampung sendiri.

Setelah cukup puas mata ini dimanjakan pemandangan pedesaan, tak sadar sudah sampai di lokasi wisata purbakala Desa Sangiran. Kami pun turun perlahan dengan lembutnya bak putri Solo hingga salah seorang sahabat blogger kami bernama Maria Sitinjak sempat gelo karena ingin bergegas turun.

Seperti biasa dan sudah menjadi kebiasaan para blogger, kami sempatkan dulu foto-foto di depan salah satu patung manusia purba yang terletak depan museum purbakala Sangiran. Ini tentu menjadi kejutan bagi kami karena Sragen menyimpan sejarah manusia purbakala yang tentu saja sebuah ilmu pengetahuan bagi manusia.

Pemahaman akan sejarah manusia purba dan perjalanan saat terjadinya jalan es yang menyebabkan migrasinya para manusia purba dari daerah afrika menuju nusantara melalui daerah sunda kelapa dan selat malaka yang saat itu berubah menjadi es.

Berbagai hewan purbakala pun ditampilkan dalam video berdurasi sekitar 12 menit yang sekaligus menggambarkan kepunahan manusia purba berikut hewan besar seperti gajah yang laksana mamout karena berukuran sangat besar.

Video tersebut pun mengisahkan bahwa para manusia purba terkubur dalam beberapa lapisan tanah yang terbentuk dari bencana alam yang terjadi saat itu. Kita tentu bisa melihat dari lapisan tanah yang ada di daerah penggalian fosil-fosil manusia purba.

Salah satu fosil yang menarik perhatian saya adalah belalai gajah yang panjangnya mencapai empat meter. Lalu saya berfikir apakah ini gajah yang bernama mamout ataukah memang gajah dengan ukuran terbesar selama ini?

Mamout dalam pengetahuan saya seperti yang pernah dilihat dalam discovery chanel memiliki ukuran lebih besar dari gajah pada umumnya dan berbulu di bagian kulitnya. Selain itu terdapat pula fosil babi yang nampak berbeda dengan babi saat ini.

Begitu banyak pembelajaran bersejarah di Sangiran ini, dan menurut saya sangat layak ini diperkenalkan kepada khalayak ramai termasuk ASEAN hingga mancanegara. Sangat penting sekali mereka mengetahui hal ini karena manusia itu memiliki sejarah hingga harus paham paling tidak mengenal akan sejarah kehidupan masa lalu sebelum kita.

Harapan ini tentunya menjadi perhatian serius dan harus ditindak dengan serius selain untuk mengenalkan manusia prasejarah juga menarik wisatawan baik domestik maupun internasional guna meningkatkan taraf ekonomi dan pendapatan masyarakat setempat plus dalam rangka agenda Visit Jawa Tengah.
May 11, 2013
 Kounila while demonstrating the batik fashion (gugel translet)


 

Solo merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan kepadatan penduduk 503.421 jiwa (berdasarkan sensus tahun 2010). Solo berbatasan langsung di sisi utaranya dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, di timur dan barat berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Sukoharjo di sisi selatan.

Sisi timur kota ini dilalui sungai Bengawan Solo yang diabadikan ke dalam sebuah lagu berjudul Bengawan Solo ciptaan Gesang Martohartono atau yang lebih dikenal "Gesang". Gesang dalam bahasa jawa sendiri memiliki makna hidup, berdasarkan informasi yang pernah saya dengar beliau pernah sakit dalam kurun waktu lama hingga akhirnya diberi nama Gesang.

Selain lagu Bengawan Solo yang sudah mendunia, Kota ini juga terkenal dengan batiknya yang sudah tercemar namanya hingga ke dunia. Sentra produksi batik yang terkenal di Solo adalah kampung batik Laweyan. Produksinya juga bervariasi mulai dari yang sederhana alias harga murah dan ratusan ribu tergantung motif dan cara pembuatannya.

Batik Solo sendiri yang diproduksi di kampung Batik Laweyan ada yang dibuat menggunakan mesin cetak berukuran besar dan ada pula yang ditulis menggunakan canting alias batik tulis. Batik Solo diminati banyak wisatawan yang berkunjung ke kota ini karena keunikan dan motifnya yang menarik.

Dalam peranannya sebagai media memasarkan / mempromosikan kebudayaan berupa batik ini, komunitas Blogger ASEAN turut andil dalam penyebarluasan informasi mengenai kebudayaan Solo melalui ASEAN Blogger Festival Indonesia 2013. Sebuah ajang yang diperuntukkan para blogger guna mengenalkan kebudayaan Solo yang seutuhnya dan berlangsung selama tiga hari sejak 9 hingga 12 Mei 2013.

Blogger yang merupakan perwakilan dari negara ASEAN mendapatkan kesempatan besar guna memperagakan Fashion Show menggunakan batik Solo. Aksi mereka dalam peragaan tersebut memang sangat unik dan lucu-lucu menurut saya, apalagi saat salah seorang blogger dari Kamboja bernama Kounila berlenggak-lenggok layaknya gadis tomboy :-).

Melalui peragaan busana batik Solo ini diharapkan mereka lebih mengenal budaya Solo secara keseluruhan melalui kunjungan-kunjungan ke tempat budaya lainnya. Harapannya tentu saja melalui postingan-postingan di blog para peserta ASEAN Blogger secara keseluruhan, akan terus mengenalkan budaya Solo secara keseluruhan.dan tentu saja banyak lagi kebudayaan maupun tempat wisata di Solo dan sekitarnya.
May 10, 2013
Tepatnya tiga tahun yang lalu di bulan juni saat komunitas blogger bengawan mengadakan kopdar dengan mengundang berbagai blogger dari tanah air, dengan tema khusus yakni SOLO (Sharing Online Lan Offline). Sebuah tema yang mengandung bahasa jawa yakni Lan (dan) mengundang sedikit rasa penasaran dari salah seorang pembicara bernama mas Nukman Luthfie. Beliau mengira bahwa kata Lan tersebut berasal dari bahasa inggris, melainkan bahasa jawa yang dipadukan dengan bahasa inggris.

Kopdar blogger saat itu bertemakan budaya tentang Solo dengan salah satu kunjungannya ke pusat pembuatan batik di daerah Kampung Batik Laweyan. Selain itu para blogger juga diajak berkeliling menyusuri daerah bengawan solo. Masih terngiang dalam ingatan bahwa saat itu saya bertemu dengan kawan-kawan yang dikenal dalam amprokan blogger, seperti rombongan anak ibote, mas benedict agung W dan tentunya kawan-kawan Blogger Bekasi.

Acara sabtu minggu yakni tanggal 5-6 Juni tersebut berlangsung dengan meriah, mengenai tempat penginapan kami bermalam di wisma budaya Jurug. Sebuah tempat yang sering dijadikan sebagai tempat nongkrong para seniman untuk berkreasi atau sekedar menikmati suasana sore kota Solo. Mengenai batik laweyan sendiri saya sempat melihat-lihat satu pabrik cetak pembuatan batik, mengenai kualitas sudah terjamin dan sanggup bersaing dengan batik dari daerah lainnya.

Mengenai harga batik itu sendiri tentu saja menyesuaikan dengan kualitas bahan dan jenis pembuatannya. Batik yang dicetak tentu harga lebih murah ketimbang batik yang dibuat menggunakan canting alias batik tulis. Kita pun bisa memilih berbagai jenis batik yang sesuai dengan kantong kita karena harga sudah bervariasi dengan berbagai corak dan motif menarik. Penasaran seperti apa batik laweyan ini, yuk kita simak nanti dalam kunjungan Festival Budaya dalam #ABFI2013 tanggal 9-12 Mei nanti.
May 08, 2013
Duh hari ini sebel banget deh, niatnya mau ke kota bikin tabungan baru eh malah nggak tahunya libur karena hari kejepit. Entah sejak kapan aku sudah tidak begitu ingat ketika waktu itu hari libur hanya diperkenankan untuk hari pahlawan maupun hari yang berhubungan dengan pahlawan bangsa kita. Peraturan tersebut rupanya sudah berganti dan kini hari libur itu diganti dengan perayaan natal, waisak dan lain sebagainya yang entah dengan landasan apa saya juga tidak mengerti dengan sangat.

Mengenai makna libur yang terjadi ketika hari pahlawan memang dampaknya sangat positif karena para siswa jadi paham mengapa libur??? Ketika ditanya mereka faham, oh ini berkaitan dengan hari Kartini, Hari kebangkitan nasional dan lain sebagainya. Kini ketika para pelajar libur mereka akan menjawab "Oh hari kejepit bung". Namun saat ditanya kapan hari Kebangkitan Nasional atau Hari sumpah pemuda misalnya, mereka akan membutuhkan jeda yang cukup lama untuk menjawabnya.

Peraturan akan harpitnas memang perlu ditinjau ulang agar pelayanan publik bisa terus berjalan dengan semestinya. Bukan berarti saya menyalahkan kinerja mereka para PNS yang sedang atau bahkan ingin sekali berlibur, tetapi lebih kearah efektivan dalam bekerja. Dengan menghapus hari libur karena kejepit itu menurut saya sih dihapuskan aja, dan untuk hari-hari besar nasional seperti sumpah pemuda, kebangkitan nasional, kesaktian pancasila, hari kartini itu promosinya harus lebih digencarkan agar pemuda Indonesia bisa memahami betul makna dan sejarah perjalanan bangsa ini. Agar ke depan generasi bisa memahami asal muasal dan sejarah bangsa dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (eh koq malah jadi nyinggung proklamasi yaaa, hehe). Begitulah beberapa pandangan saya deh dan semoga bisa menjadi inspirasi para pegawai negeri yang memberikan pelayanan publik dengan maksimal. Buat yang nggak setuju dengan pendapatku boleh aja koq share dan koment di blog ini tapi dengan jujur yaaa. /eh
December 24, 2012
Semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya dibidang informasi, membuat kita para pengguna dunia maya atau internet dapat mengupdate segala bentuk kebutuhan informasi secara cepat. Selain itu, perkembangan teknologi ini juga menciptakan generasi muda yang haus akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perkembangan yang supercepat di bidang informasi dan telekomunikasi, diharapkan akan mampu membawa perubahan yang baik di segala bidang.

Blogger yang merupakan netizen jurnalis, tentu saja sangat gembira dengan semakin canggihnya dunia teknologi informasi. Apalagi keberadaannya sangat dibutuhkan guna update informasi secara real dan fakta tanpa embel-embel uang atau apapun karena apa yang mereka tuangkan dalam bentuk informasi adalah dari nurani mereka sendiri. Sehingga apapun yang disajikan baik itu dalam bentuk tulisan, foto maupun video, itu patut kita apresiasi.

Lalu, apa pengaruh para blogger ini terhadap Budaya dan Wisata di kawasan Asean dan Indonesia khususnya? Secara lebih dekat, budaya merupakan suatu kebiasaan di tiap daerah entah itu dari cara mereka bersosialisasi, berpakaian, atau membangun rumah. Kebiasaan itu terjadi selama kurun waktu yang sangat lama, turun-temurun dari nenek moyang mereka hingga sekarang hingga disebutlah dengan istilah budaya. Budaya ini akan kekal abadi selama generasi penerusnya melakukan suatu tindakan kebiasaan yang dilakukan pendahulu mereka.

Budaya yang lahir tersebut tentunya sangat menarik untuk disimak dan diperhatikan lebih jauh, dan dalam hal pengetahuan ini akan mendorong kita khususnya para blogger untuk mengkaji dan menelaah suatu budaya dari tiap-tiap daerah di manapun. Budaya tiap daerah itu berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri. Contoh kecil yang bisa kita lihat secara kasat mata adalah tari-tarian, senjata tradisional, rumah tradisional dan lain sebagainya. Berbagai bentuk ciri khas tersebut merupakan budaya yang tidak boleh ditinggalkan oleh generasi penerusnya agar tidak kehilangan identitas atau jatidiri suatu kaum/bangsa.

Perbedaan budaya yang ada tersebut, tentunya menarik rasa penasaran kita akan keunikan yang melekat pada kelompok suatu kaum. Hal ini tentu saja perlu disebarkan atau diperluas informasinya kepada khalayak ramai, dengan tujuan agar informasi kebudayaan yang ada bisa disebarluaskan hingga ke pelosok ASEAN.

Indonesia memang salah satu negara dengan keragaman budaya serta potensi wisata yang patut disyukuri dan dibanggakan oleh generasi muda yakni bangsa Indonesia ini. Memiliki ratusan hingga ribuan budaya merupakan suatu tantangan berat dalam menjaga kelestariannya, apalagi bila harus memperkenalkan kepada dunia termasuk di Kawasan ASEAN khususnya.

Kebudayaan dan wisata yang dimiliki Indonesia tentu saja sangat beragam, dan dengan kemajuan ini tentu saja kita harus menyebarkan informasi tersebut secara cepat kepada masyarakat lain di tanah air termasuk kawasan ASEAN. Teknologi juga telah menciptakan para blogger dari berbagai kalangan yang kontribusinya tidak boleh kita abaikan begitu saja. Keberadaan para blogger ini membawa pengaruh positif terhadap kemajuan budaya dan penyampaian informasi secara cepat dari tiap-tiap daerah.

Peran serta blogger Indonesia dalam sosialisasi potensi budaya dan wisata di Kawasan ASEAN, patut didukung oleh segenap kalangan dan berbagai lapisan khususnya masyarakat dari kawasan ASEAN tersebut. Nah tentu saja sebagai blogger Indonesia, kita juga harus mengutamakan penyebarluasan informasi atau sosialisasi budaya terhadap kawasan ASEAN dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dengan keragaman budaya dan potensi wisata yang ada di tanah air, sebagai blogger kita patut mengambil peran untuk mensosialisasikan kepada masyarakat di ASEAN.

Mengapa sebagai blogger Indonesia harus mengutamakan penyebarluasan informasi budaya dan potensi wisata dari tanah air dibanding dengan sosialisasi budaya di kawasan ASEAN. Ada falsafah yang sering kita dengar dari guru-guru kita tentunya, yakni “cintailah budaya sendiri”. Maksud dari hal ini adalah mengajak kita para blogger untuk memperkenalkan budaya serta potensi wisata yang merupakan identitas kita sendiri sebagai bangsa yang besar. Bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya dan mencintai budayanya.

Peran blogger Indonesia yang merupakan masyarakat sipil namun melek teknologi, dengan ide-ide cemerlangnya akan menyebarkan informasi budaya serta potensi wisata di Kawasan ASEAN pada umumnya dan dari daerah terpencil khususnya yang ada di Indonesia tercinta ini. Dengan informasi yang tersebar luas dari berbagai daerah ini, diharapkan masyarakat di kawasan ASEAN akan mengetahui pontensi wisata serta budaya yang ada di Indonesia. Harapan lain tentu saja masyarakat ASEAN bisa berkunjung dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata favorit bagi mereka.

Penyebaran informasi dari daerah-daerah di Indonesia ini juga diharapkan memacu kreativitas dan kemampuan serta pemahaman para blogger dalam hal budaya dan wisata tanah air. Selanjutnya kita juga akan merangkul para blogger dari negara di kawasan ASEAN untuk terus menulis dalam menginformasikan berbagai potensi wisata dan budaya di negara mereka. Peran aktif blogger khususnya blogger Indonesia dalam sosialisasi budaya dan potensi wisata di kawasan Asean, diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan baik domestik maupun internasional ke tempat wisata serta melirik budaya di kawasan ASEAN.
November 12, 2012